Menteri UMKM Dorong Sertifikasi dan Standardisasi Kuliner Lokal di Chef Expo 2025

RMBANTEN.COM - Jakarta, UMKM – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa pengusaha kuliner di Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan “resep warisan keluarga” semata.
Di hadapan ribuan pelaku usaha dan chef profesional dalam Chef Expo 2025 di Jakarta, Sabtu (10/5), Maman menyerukan pentingnya sertifikasi dan standardisasi mutu demi menembus pasar global.
"Untuk naik kelas dan berdaya saing, UMKM kuliner wajib mengantongi sertifikasi—SPP-IRT, Halal, BPOM, hingga CPPOB. Dunia kuliner bukan lagi soal rasa saja, tapi juga kepercayaan konsumen," kata Maman, dalam keterangan tertulis yang dirilis Minggu (11/5).
Chef Expo 2025, yang digelar sebagai ajang pameran dan kolaborasi antar pelaku industri boga, disulap oleh Maman menjadi panggung edukasi penting bagi pelaku usaha mikro kuliner.
Sertifikasi Bukan Beban, Tapi Modal Bertarung
Maman menggarisbawahi bahwa pemerintah tidak tinggal diam dalam mendorong pelaku UMKM kuliner mendapatkan sertifikasi mutu dan keamanan pangan. Kementeriannya telah bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polri, untuk memperluas jangkauan pembinaan dan legalitas usaha.
"Kami sudah MoU dengan Polri untuk fasilitasi pelatihan dan sertifikasi bagi UMKM. Ini langkah konkret agar pengusaha kecil bisa bertarung di kancah global," ungkapnya.
Tak hanya sertifikasi, Kemenkop UMKM juga mendorong transformasi lewat:
✅ Pelatihan dan pendampingan
✅ Fasilitasi pembiayaan
✅ Edukasi gaya hidup sehat berbasis pangan lokal
✅ Pembukaan akses pasar dalam dan luar negeri
Chef Expo: Dapur Jadi Panggung Global
Maman menilai Chef Expo 2025 bukan hanya ajang pamer resep dan keahlian masak, tapi juga wadah strategis untuk membangun ekosistem kuliner yang kuat dan berkelanjutan. Ia bahkan menyebut para chef sebagai duta UMKM, sekaligus garda terdepan promosi cita rasa Indonesia.
"Saya ingin para chef di sini jadi brand ambassador UMKM kuliner. Jadikan dapur Anda sebagai panggung bagi produk lokal agar mendunia," ajaknya.
Ekspor Kuliner Melonjak, UMKM Jadi Kuncinya
Data dari Kementerian Perdagangan mencatat nilai ekspor industri makanan dan minuman Indonesia mencapai USD 3,78 miliar atau 21,36 persen dari total ekspor non-migas.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa industri makanan dan minuman tumbuh 0,42 persen (YoY) pada Triwulan I 2025—paling tinggi dibanding sektor pengolahan lainnya.
Sektor penyedia makanan dan minuman di Indonesia juga:
- Mencapai 4,85 juta unit usaha
- Menyerap 9,8 juta tenaga kerja
"Angka ini bukan cuma statistik. Ini bukti bahwa UMKM kuliner adalah fondasi ekonomi kerakyatan. Kita harus serius menjaganya,” tegas Maman.
Hukum 4 hari yang lalu

Kaamanan | 4 hari yang lalu
Ékobis | 2 hari yang lalu
Peristiwa | 5 hari yang lalu
Nagara | 3 hari yang lalu
Nagara | 4 hari yang lalu
Ékobis | 3 hari yang lalu
Warta Banten | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Kaséhatan | 6 hari yang lalu