Gubernur Banten Mencari Sekda Ideal

RMBANTEN.COM - TENGGAT waktu Gubernur Banten Andra Soni untuk mendapatkan Sekretaris Daerah (Sekda) definitif tinggal menghitung hari. Awalnya, Andra Soni menargetkan dalam kurun 15 hari kerja untuk bisa mengisi kekosongan jabatan Sekda, yang saat ini dijabat sementara oleh Plh. Sekda Deden Apriandhi.
Namun, nampaknya hilal masih belum terlihat, kerena proses menuju Sekda definitif masih cukup panjang. Kita harus bersabar menunggu Panitia Seleksi (Pansel) melakukan asesmen terhadap lima ASN yang sudah lolos manajemen talenta. Berikutnya, Gubernur, melalui Kemendagri dan BKN, akan mengusulkan tiga nama terbaik untuk disetujui dan diputuskan satu nama oleh Presiden Prabowo Subianto.
Tupoksi Sekda sangat vital dan strategis. Dia berperan sebagai komunikator, koordinator, dinamisator, dan fasilitator dalam menjembatani dan membantu kepala daerah, sebagaimana diatur dalam PP No. 41/2007. Dia bertugas menyiapkan, menyusun, dan menyepakati program legislatif daerah (Prolegda) dengan DPRD. Dia juga garda terdepan menjaga kestabilan kinerja aparatur daerah.
Sembari menunggu seluruh tahapan seleksi jabatan Sekda Banten rampung, tak ada salahnya jika kita memberikan catatan dan rekomendasi pada pansel, Gubernur mau pun pemerintah pusat, agar nanti kita bisa mendapatkan orang yang kompeten dalam mengisi posisi tersebut.
Kriteria Utama: Tak Terindikasi Korupsi
Media Survei Indonesia (MSI) melakukan riset kualitatif melalui indepth interview atau wawancara mendalam terhadap sepuluh orang berpengaruh (Key Opinion Leader) di Banten, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, birokrat, mantan birokrat, politisi, akademisi, jurnalis, NGO, pengusaha, dan aktifis mahasiswa dalam kurun 20-30 Mei 2025.
Alih-alih menyebut nama yang layak menjadi Sekda Banten, para KOL ini justru mendorong sejumlah kriteria yang harus dimiliki oleh calon Sekda. Mereka sepakat untuk tidak memilih nama untuk menghindari subjektifitas.
Kriteria pertama, calon Sekda tidak pernah terindikasi kasus korupsi, baik di jabatan hari ini mau pun sebelumnya. Dia figur bereputasi baik, selalu menjaga nilai-nilai integritas. Dia tidak pernah dipanggil oleh penegak hukum untuk kasus apa pun.
Tidak pernah terlibat jual beli jabatan. Sekda harus jauh dari conflict of interest (konflik kepentingan) keluarga, kolega, mafia proyek dan lainnya. Para KOL juga menitipkan pesan agar pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN yang menjadi sasaran reformasi birokrasi bisa betul-betul diwujudkan.
Gagasan ini tentu sejalan dengan Andra Soni yang selalu menggaungkan “Banten Tanpa Korupsi” di setiap momen kampanye Pilgub Banten yang lalu.
Kedua, calon Sekda harus memiliki rekam jejak pengalaman yang baik. Menurut para KOL, rekam jejak ini dapat membantu Sekda dalam membuat keputusan yang tepat berbasiskan riset dan data, mengelola sumberdaya yang efektif, membangun kepercayaan masyarakat, serta meningkatkan kinerja pemerintahan.
Ketiga, para KOL ingin agar Sekda Banten ke depan mempunyai kompetensi dalam manajemen pemerintahan, kepemimpinan, dan komunikasi yang efektif. Manajemen pemerintahan yang dimaksud adalah pemahaman tentang sistem pemerintahan, kebijakan publik, dan manajemen organisasi.
Dalam hal kepemimpinan, Sekda mampu memimpin dan mengarahkan tim, serta membuat keputusan yang tepat. Dan, yang tak bisa ditawar-tawar, Sekda mampu berkomunikasi dengan jelas dan bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pejabat pemerintah pusat-daerah, masyarakat dan stakeholder lainnya. Sekda yang mampu dan bisa mengorkestrasi struktur birokrasi Pemprov Banten, menjadi leader bagi puluhan ribu ASN, PPPK dan honorer.
Keempat, para KOL mengusulkan agar Sekda Banten memiliki keterampilan dalam analisis kebijakan dan membuat rekomendasi yang tepat, perencanaan strategis untuk mencapai tujuan organisasi dann manajemen sumberdaya (terutama dalam mengelola keuangan, manusia dan infrastruktur). Dia juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama terkait dengan pemerintahan daerah.
Kelima, Sekda harus sesuai selera Gubernur Andra Soni. Kata para KOL, terkait Sekda ini pemerintah pusat harus mendengar saran dari Gubernur. KOL meyakini bahwa Gubernur ingin Sekda yang ditunjuk adalah dia yang benar-benar paham tugasnya, yang bisa menjadi jembatan pengaturan keuangan daerah ke pusat dan sebaliknya.
Sekda yang memiliki chemistry yang cukup bagus dengan Gubernur. Nah, jangan sampai polemik di Pemprov Sulawesi Tengah terjadi di kita. Saat itu, Gubenur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menolak untuk melantik Sekda yang baru pilihan Presiden Jokowi, karena dianggap tidak mempertimbangkan aspek integritas, kecakapan dan loyalitas (Kumparan, 9/12/2022).
Kepuasan publik meningkat
Andra Soni harus bergerak lebih cepat untuk mengembalikan kepercayaan publik, yang hari ini masih jauh dari harapan. Lembaga survei Indikator Politik menyebut tingkat kepuasaan (approval rating) Gubernur Andra Soni di angka 50,8%, dan Wakilnya, Dimyati Natakusumah hanya berkisar 42,3%. Angka ini jauh lebih rendah dari pemimpin daerah Jabar, DIY, Jatim, Jateng, bahkan Jakarta.
Harapannya, kompetensi Sekda terpilih menjadi kekuatan utama membantu Gubernur Banten dalam mengelola lingkungan kerja, nilai, sumberdaya, profesionalisme, politik dan birokrasi. Termasuk, Sekda ikut terjun mengawal Program Sekolah Gratis dan program unggulan lainya. Jika kinerja Pemprov Banten dianggap berhasil, maka kepuasan masyarakat akan terus bertambah.
Saya meyakini Gubernur Banten ingin segera dibantu oleh Sekda definitif yang memiliki komitmen tinggi untuk tidak korupsi, tak melakukan pelanggaran adminstratif, bisa mengawal APBD dengan baik, dan memastikan semua perizinan bisa selesai cepat, tepat tanpa pungli.
Gubernur tentu berharap Sekda yang dipilih adalah yang mampu berkomunikasi lugas agar setiap saat bisa mensosialisasikan capaian program pada publik Banten. Sosok Sekda yang mampu mengelola waktu atau jam kerja yang efektif dan produktif, sekaligus bisa menerapkan reward & punishment kepada bawahannya. Sekda yang ikut serta menghasilkan pembangunan yang nyata (pro-pertumbuhan, pro-lapangan kerja dan pro-pengurangan kemiskinan).
Terakhir, Sekda baru ini memiliki pekerjaan rumah: mengkonsolidasikan seluruh jajaran untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan approval rating Gubernur Banten agar bisa sejajar dengan kepala daerah lain!
Penulis: Founder Media Survei Indonesia (MSI), Direktur Badan Riset dan Inovasi Mathla’ul Anwar (BRIMA), dan Pengurus DPP LIRA.*
Pulitik Jero 6 hari yang lalu

Warta Banten | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 6 hari yang lalu
Nagara | 3 hari yang lalu
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Kaamanan | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Pulitik Jero | 6 hari yang lalu