Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Banten Dibentuk Bukan Diberi — Kini Saatnya Buktikan!

Laporan: Iyan Sopian
Minggu, 05 Oktober 2025 | 12:30 WIB
Gubernur Banten Andra Soni memberikan tumpeng kepada salah satu pendiri Provinsi Banten (Tb) Tryana Sjam’un. - Biro Adpimp Banten -
Gubernur Banten Andra Soni memberikan tumpeng kepada salah satu pendiri Provinsi Banten (Tb) Tryana Sjam’un. - Biro Adpimp Banten -

RMBANTEN.COM - Serang, HUT Banten -  Seperempat abad usia Provinsi Banten menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali arah dan cita-cita awal pembentukannya: mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri, dan berdaya.
 

Kini, dengan kekuatan fiskal yang solid dan kepemimpinan yang dekat dengan rakyat, harapan itu kian nyata.
 

Banten Dibentuk Bukan Diberi
 

Ketua Badan Koordinasi (Bakor) Pembentukan Provinsi Banten, Tubagus (Tb) Tryana Sjam’un, menegaskan bahwa Banten bukan hasil pemberian, melainkan buah perjuangan panjang para tokoh daerah yang ingin melihat rakyatnya hidup lebih sejahtera.
 

“Cita-citanya hanya satu, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten,” tegas Tryana dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Sabtu (4/10/2025).

 

Ia mengingatkan para pemimpin daerah—baik eksekutif maupun legislatif—untuk tidak melupakan amanah sejarah yang diwariskan oleh para pendiri provinsi.
 

“Di pundak bapak-bapak semua, masa depan Provinsi Banten ini berada. Jangan sampai melupakan masyarakat karena Banten dibentuk untuk kepentingan rakyat,” pesannya dengan nada tegas namun penuh harap.
 

Pemimpin Harus Menjaga Amanah
 

Menurut Tryana, kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama agar semangat perjuangan para pendiri tidak sia-sia.
 

“Kita urus Banten ini dengan sebaik-baiknya sehingga bisa dinikmati semua warga Banten,” ujarnya.
 

Baginya, sejarah pembentukan provinsi bukan sekadar catatan administratif, melainkan panggilan moral untuk terus menjaga amanah rakyat.
 

Refleksi 25 Tahun: Momentum Menatap Masa Depan
 

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Bidang Pemerintahan Desa dan Pembangunan Perbatasan, Hoiruddin Hasibuan, menyebut usia 25 tahun merupakan waktu yang tepat untuk refleksi sekaligus menatap masa depan dengan optimisme.
 

“Sejarah pembentukan Provinsi Banten adalah aspirasi rakyat yang difasilitasi negara agar masyarakat Banten bisa mengelola potensi daerahnya secara optimal,” kata Hoiruddin.

 

Ia menilai, posisi Banten yang strategis sebagai pintu gerbang Pulau Jawa menjadi modal besar dalam memperkuat sektor ekonomi, industri, perdagangan, jasa, hingga pariwisata dan kebudayaan lokal.
 

Kekuatan Fiskal dan Optimisme Baru
 

Hoiruddin juga menyoroti kekuatan fiskal Banten yang menjadi penopang utama pembangunan.
 

“Kekuatan fiskal APBD Banten cukup kuat, hampir 70 persen pembiayaan ditopang dari PAD,” jelasnya.
 

Dengan fondasi fiskal yang kokoh dan program-program prioritas yang dijalankan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur, ia optimistis kesejahteraan masyarakat Banten akan semakin meningkat.
 

“Banten ke depan bisa berkembang pesat. Masyarakatnya akan semakin maju dan sejahtera,” tutupnya.

 

Catatan Raja Media:
 

Dua puluh lima tahun bukan sekadar angka. Ia adalah pengingat bahwa perjuangan tidak boleh berhenti di upacara seremonial, tapi harus nyata dalam pelayanan publik, pemerataan pembangunan, dan keberpihakan kepada rakyat kecil—seperti cita-cita para penggagas Banten dulu: “Membentuk provinsi bukan untuk kekuasaan, tapi untuk kesejahteraan.”
 

Sumber: bantenprov.go.id
Editor: Tim Raja Mediarajamedia

Komentar: