Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

32 Ton Sampah Jadi Energi Industri: Tangerang Punya Gaya Baru Kelola Lingkungan!

Laporan: Maya Aul
Sabtu, 31 Mei 2025 | 05:25 WIB
Sebanyak 32 ton Refuse Derived Fuel (RDF) resmi dikirim ke pabrik milik PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk, Rabu (28/05/2025). - Foto: Dok Pemkot Tangerang -
Sebanyak 32 ton Refuse Derived Fuel (RDF) resmi dikirim ke pabrik milik PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk, Rabu (28/05/2025). - Foto: Dok Pemkot Tangerang -

RMBANTEN.COM - Tangerang, Sampah – Dua hari usai teken Perjanjian Kerja Sama (PKS), Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang langsung tancap gas! Sebanyak 32 ton Refuse Derived Fuel (RDF) resmi dikirim ke pabrik milik PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk, Rabu (28/05/2025). 
 

Ini bukan sekadar pengangkutan sampah—ini adalah tonggak sejarah baru pengelolaan energi ramah lingkungan ala Kota Tangerang.
 

Pelepasan perdana dilakukan langsung oleh Wali Kota Tangerang, H. Sachrudin, didampingi Kepala DLH Kota Tangerang, Wawan Fauzi, dari halaman Kantor Dinas Lingkungan Hidup. RDF sebanyak 32 ton tersebut merupakan hasil dari pengolahan sampah di TPA Rawa Kucing yang kini “naik kelas” menjadi energi alternatif pengganti batubara.
 

“Ini komitmen nyata Kota Tangerang dalam menangani sampah secara inovatif dan berkelanjutan,” tegas Wali Kota Sachrudin dikutip Sabtu (31/5) .
 

Lebih dari sekadar urusan teknis, RDF adalah bukti bahwa Kota Tangerang tidak mau kalah dengan kota-kota besar dalam mengolah persoalan klasik menjadi peluang modern. Dua mesin RDF yang kini beroperasi mampu menghasilkan 30 ton RDF per hari, dari input 50 ton sampah.
 

Tak tanggung-tanggung, Wali Kota menargetkan RDF bisa dikirim setiap hari, bukan hanya mingguan.

 

“Ke depan, frekuensi pengiriman akan kita tingkatkan. Bahkan, kami targetkan bisa setiap hari,” ujarnya optimis.
 

Sementara itu, Kepala DLH, Wawan Fauzi, menekankan bahwa kerja sama ini punya nilai ekonomi sekaligus dampak lingkungan strategis. Harga RDF per ton memang Rp300.000, tapi misi utamanya jauh lebih besar: mengurangi tumpukan sampah dan mendukung transformasi energi nasional.
 

“Yang utama bukan angka rupiah, tapi kesinambungan pengelolaan sampah yang berorientasi masa depan,” tegas Wawan.
 

Kolaborasi antara Pemkot Tangerang dan PT SBI Tbk menjadi bukti bahwa urusan lingkungan bisa jadi agenda strategis jika digarap serius. Edukasi publik tetap jadi kunci utama agar upaya ini tak hanya berhenti di mesin, tapi juga sampai ke dapur dan ruang keluarga warga.
 

🟢 Kota Bersih Bukan Mimpi.
💡 Sampah Jadi Energi Bukan Wacana.
🔥 Tangerang Punya Gaya!rajamedia

Komentar: