Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Wamen Helvi: UMKM Harus Naik Level Teknologi Agar Bisa Menang di Era Persaingan Global

Laporan: Iyan Sopian
Rabu, 05 November 2025 | 18:10 WIB
Pembukaan PRABU (Produk Anak Bangsa Unggulan) Expo 2025 di Jakarta, Rabu (5/11). - Humas Kemen UMKM -
Pembukaan PRABU (Produk Anak Bangsa Unggulan) Expo 2025 di Jakarta, Rabu (5/11). - Humas Kemen UMKM -

RMBANTEN.COM - Jakarta, UMKM - Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza mengingatkan bahwa teknologi bukan lagi pilihan — tetapi keharusan.
 

Ia menekankan, adopsi teknologi produksi adalah kunci untuk mengerek daya saing produk lokal, baik di pasar nasional maupun internasional.
 

“Kita tidak boleh membiarkan UMKM tertinggal di tengah disrupsi teknologi dan persaingan global,” tegas Helvi saat membuka PRABU (Produk Anak Bangsa Unggulan) Expo 2025 di Jakarta, Rabu (5/11).
 

Menurutnya, PRABU Expo bukan sekadar etalase produk, tetapi ruang percepatan transformasi.
 

Kesenjangan Teknologi Masih Lebar
 

Berdasarkan data SIDT Kementerian UMKM, dari 30 juta UMKM, masih ada 16,05 juta yang memakai peralatan manual maupun semi-manual.
 

“Jika kesenjangan teknologi ini tidak segera diatasi, UMKM berisiko tertinggal, apalagi di tengah derasnya produk impor murah,” ujar Helvi.
 

Untuk menjawab itu, pemerintah mendorong Kredit Investasi Padat Karya (KUR Padat Karya) senilai Rp20 triliun pada 2025.
 

Tujuannya: mendorong UMKM bertransformasi dari manual menuju mesin modern.
 

Program Konkret: Dari Mesin Produksi Sampai Digitalisasi
 

Melalui program Help Me Grow, pemerintah memfasilitasi alat produksi bagi UMKM terpilih dengan dukungan perbankan, BUMN dan industri besar.
 

Tak hanya produksi, pemasaran digital juga dipacu. Saat ini sudah ada 25 juta UMKM yang onboarding e-commerce.
 

Helvi menegaskan: “Ke depan bukan hanya jumlah, tapi kualitas produknya.”
 

Riset & Sinergi Lintas Institusi Jadi Backbone
 

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mencontohkan riset berbasis komoditas: mangga harum manis bisa diekspor jika diolah melalui teknologi pascapanen dan ekstraksi.
 

Sementara Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menekankan empat agenda: kapasitas UMKM, akses pasar, digitalisasi pembayaran, dan percepatan onboarding digital.
 

Dalam acara tersebut ditandatangani MoU antara Kementerian UMKM – Bank Indonesia – BRIN untuk penguatan ekosistem UMKM berbasis pembiayaan dan riset.rajamedia

Komentar: