Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Pemprov dan IDI Banten Bersinergi Dorong Lahirnya Program Spesialisasi Lokal

Laporan: Iyan Sopian
Kamis, 23 Oktober 2025 | 06:14 WIB
Pelantikan Pengurus IDI Wilayah Banten Masa Bakti 2025–2028 di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (22/10/2025). - Biro Adpimpro Banten -
Pelantikan Pengurus IDI Wilayah Banten Masa Bakti 2025–2028 di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (22/10/2025). - Biro Adpimpro Banten -

RMBANTEN.COM - Jakarta, Kesehatan - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terus memperkuat sumber daya manusia di bidang kesehatan, khususnya dalam pemerataan tenaga dokter spesialis di seluruh wilayah, termasuk daerah selatan seperti Pandeglang dan Lebak.
 

Langkah strategis ini dilakukan melalui kolaborasi erat dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Banten sebagai mitra sinergis dalam mencetak dan mendistribusikan dokter spesialis.
 

Fokus Program Gubernur dan Wagub
 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan implementasi dari program prioritas Gubernur Andra Soni dan Wakil Gubernur Achmad Dimyati Natakusumah, yaitu Faskin Kita.
 

“Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kapasitas, jumlah, dan sebaran tenaga dokter, terutama dokter spesialis,” ujar Ati dalam acara Pelantikan Pengurus IDI Wilayah Banten Masa Bakti 2025–2028 di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (22/10/2025).
 

Skema Ganda: Universitas dan Rumah Sakit
 

Ati menjelaskan, pihaknya sedang menyiapkan dua mekanisme pencetakan dokter spesialis, yakni melalui jalur universitas dan hospital-based study atau pendidikan berbasis rumah sakit.
 

“Lima fakultas kedokteran di Banten kini tengah bersiap membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Sistem ini memungkinkan dokter umum belajar sambil tetap bekerja di rumah sakit,” jelasnya.
 

Model hospital-based study dinilai lebih efisien karena dokter tetap memperoleh penghasilan selama pendidikan berlangsung. Salah satu rumah sakit yang disiapkan adalah RSUD Kabupaten Tangerang, yang akan fokus pada bidang spesialis anak.
 

“Setiap rumah sakit nantinya memiliki fokus spesialisasi berbeda, dan kami harapkan program ini mulai berjalan pada 2026,” imbuh Ati.
 

Untirta Disiapkan Jadi Pusat Pendidikan Dokter Spesialis
 

Selain itu, Pemprov Banten juga mendorong Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) untuk membuka dua hingga tiga program spesialisasi pada 2026 atau 2027.
 

Langkah ini dibarengi dengan pemetaan kebutuhan tenaga medis di wilayah selatan agar distribusi dokter lebih merata.
 

“Kami sudah menginventarisasi kebutuhan dokter di Pandeglang dan Lebak. Bersama IDI, kami ingin mewujudkan Banten Sehat melalui pemerataan tenaga medis,” tutur Ati.
 

IDI Banten Siap Kolaborasi Penuh
 

Ketua IDI Wilayah Banten terpilih masa bakti 2025–2028, dr. Moch. Rifky, menegaskan kesiapan IDI untuk mendukung langkah pemerintah.
 

“Ada sekitar 13 ribu dokter di Banten. Kami siap bekerja sama dengan Dinas Kesehatan agar layanan kesehatan tidak hanya terpusat di Tangerang,” katanya.
 

IDI Banten, yang menaungi 34 perhimpunan dokter spesialis, juga akan membantu pemerintah dalam mengisi kekurangan dokter di daerah-daerah.
 

“Kalau Banten bisa mencetak dokter spesialis sendiri, maka penempatan tenaga kesehatan akan jauh lebih tepat sasaran,” tambahnya.
 

Menuju Banten Sehat dan Mandiri di Bidang Kesehatan
 

Melalui sinergi antara Pemprov Banten, Kementerian Kesehatan, perguruan tinggi, dan IDI, program ini diharapkan memperkuat fondasi layanan kesehatan di seluruh wilayah.
 

“Dengan kolaborasi yang solid, kita optimis Banten akan menjadi daerah yang mandiri dan berdaya saing di bidang kesehatan,” pungkas Ati.
 

Sumber: bantenprov.go.idrajamedia

Komentar: