Ormas Anarkis Jadi Luka Dunia Usaha, Negara Tak Boleh Kalah oleh Preman!

RMBANTEN.COM - Raja Media, Jakarta – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, meledak! Ia angkat bicara soal maraknya organisasi kemasyarakatan (ormas) yang bukan lagi jadi perekat sosial, tapi malah berubah jadi aktor penekan, pemalak, bahkan pelanggar hukum di lapangan.
“Banyak ormas yang kini berubah fungsi jadi aktor informal yang justru menekan dunia usaha. Ini bukan hanya soal stabilitas ekonomi, tapi juga soal ketertiban sosial,” tegas Evita, Rabu (23/4/2025).
Pungli & Premanisme, Luka Dunia Usaha
Evita menyentil tajam aksi-aksi pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum ormas terhadap pelaku usaha, termasuk UMKM. Ia menyebut ini bukan sekadar pelanggaran etik—tapi pemerasan terang-terangan yang mencederai dunia usaha.
“Pelaku industri sudah resah. Dibebani biaya tak resmi oleh pihak yang mengatasnamakan ormas. Ini harus dihentikan!” bentak Evita.
Data Himpunan Kawasan Industri (HKI) menunjukkan, investasi batal dan investor hengkang karena ulah ormas: demo, penyegelan, sampai tekanan proyek!
Mobil Polisi Dibakar, Negara Dilanggar
Evita juga menyinggung insiden pembakaran mobil aparat saat polisi hendak menangkap pimpinan ormas di Jawa Barat. Insiden itu, katanya, bukan cuma kriminalitas biasa, tapi sudah masuk wilayah pelecehan terhadap negara.
“Negara tak boleh kalah oleh premanisme. Hukum harus berdiri tegak!”
Ormas Berkedok Debt Collector: Rakyat Jadi Korban
Evita menuding banyak ormas menyaru sebagai debt collector ilegal, melakukan penagihan brutal, penuh intimidasi, bahkan kekerasan.
“Rakyat berhak hidup aman! Tidak boleh ada ormas yang bertindak seolah di atas hukum!”
Ormas Harus Ditertibkan!
Menutup pernyataannya, politisi PDI Perjuangan ini menyerukan penertiban nasional.
“Jangan sampai ormas yang seharusnya mitra sosial berubah jadi teror bagi masyarakat dan industri. Negara harus hadir. Rakyat harus dilindungi,” tutup Evita.
Evita Nursanty bicara lantang untuk keadilan. Ketika ormas berubah jadi ancaman, suara rakyat harus lebih nyaring dari teriakan para preman.
Pulitik Jero 5 hari yang lalu

Mancanagara | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Nagara | 4 hari yang lalu
Mancanagara | 4 hari yang lalu
Pamenteun | 5 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Nagara | 1 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Pulitik Jero | 5 hari yang lalu