Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Bank Sampah Terabaikan, Padahal Bantu Negara! Gimana Ini Pamarentah!

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 16 Juni 2025 | 13:37 WIB
Pendiri Bank Sampah Jaya Danakirti, Helda Fachri. - Foto: Dok. Pribadi/Helda Fachri -
Pendiri Bank Sampah Jaya Danakirti, Helda Fachri. - Foto: Dok. Pribadi/Helda Fachri -

RMBANTEN.COM - Serang, Bank Sampah – Suara lantang datang dari lapangan. Helda Fachri, pendiri Bank Sampah Jaya Dana Kirti, mengungkap minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap optimalisasi bank sampah sebagai pusat edukasi dan pengelolaan limbah rumah tangga.
 

“Dari sekian tahun saya hanya sekali dikunjungi Pak Lurah. Padahal bank sampah ini membantu tugas negara,” kata Helda dalam wawancara dengan RRI Banten, Senin (16/6/2025).
 

Permen LH Ada, Tapi Realisasi Nihil
 

Permen Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2021 mewajibkan pelayanan pengelolaan sampah tersedia hingga tingkat RT dan RW. Tapi kenyataan di lapangan jauh dari harapan. Fasilitas bank sampah masih langka, dukungan pun minim.
 

“Bank sampah adalah agen perubahan lingkungan. Tapi infrastrukturnya dibiarkan jalan sendiri,” ujar Helda.

 

Camat dan Lurah Diminta Bergerak
 

Helda menyarankan agar lurah dan camat segera memetakan wilayah dan mendorong terbentuknya bank sampah di setiap lingkungan. Selama ini, sistem pengelolaan sampah masih terpusat di TPA, boros anggaran, dan tidak efisien.
 

“Desentralisasi pengelolaan sampah adalah solusi. Libatkan masyarakat, jangan hanya andalkan armada dan truk,” tegasnya.
 

Komunitas Bergerak, Pemerintah Diam
 

Bank sampah bukan sekadar tempat menampung botol plastik. Ia adalah pusat edukasi, ekonomi sirkular, dan gerakan perubahan. Tapi gerakan ini kerap berjalan sendiri, tanpa dukungan anggaran, fasilitas, bahkan kunjungan simbolik dari pejabat setempat.
 

Helda mengingatkan, jika pemda ingin bicara soal lingkungan hidup, efisiensi anggaran, dan partisipasi warga, maka jawabannya sudah ada: berdayakan bank sampah!
 

“Kami tidak minta banyak. Kami hanya ingin diperlakukan sebagai mitra pemerintah, bukan sekadar pelengkap laporan tahunan,” tutupnya.rajamedia

Komentar: