Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Menag: Alumni Pesantren Berkontribusi Besar untuk Pembangunan Bangsa

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 26 Januari 2025 | 17:41 WIB
Menag Nasaruddin Umar di acara Istighasah, Tablig Akbar,di  Pondok Pesantren Mardhotillah, Jalan Telaga I, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur,  Jakarta, Minggu (26/1). [Foto: Dok. Kemanag/RMN]
Menag Nasaruddin Umar di acara Istighasah, Tablig Akbar,di Pondok Pesantren Mardhotillah, Jalan Telaga I, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur,  Jakarta, Minggu (26/1). [Foto: Dok. Kemanag/RMN]

RMBANTEN.COM - Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa pondok pesantren dan para kyai memiliki kontribusi besar dalam pembangunan bangsa. 
 

Menurutnya, pesantren telah melahirkan banyak tokoh nasional yang bahkan diakui hingga tingkat internasional.
 

“Banyak pondok pesantren, termasuk Pondok Pesantren ini, telah melahirkan alumni yang bereputasi nasional hingga internasional. Kita berharap pesantren ini terus berkembang,” ujar Menag Nasaruddin Umar dalam sambutannya pada acara Istighasah, Tablig Akbar, dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Asrama Putra/Putri Pondok Pesantren Mardhotillah, Jalan Telaga I, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur,  Jakarta, Minggu (26/1).
 

Turut hadir dalam acara itu Direktur Pondok Pesantren Basnang Said serta Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerukunan dan Layanan Keagamaan, Gugun Gumilar.
 

Peletakan Batu Pertama Asrama

 

Dalam acara tersebut, Menag Nasaruddin Umar secara simbolis melakukan peletakan batu pertama pembangunan asrama putra dan putri pesantren. Ia menyebut momen tersebut sebagai langkah penting dalam memperkuat fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan akhlak.
 

“Peletakan batu ini berarti meletakkan tiang pancang langit. Pondok pesantren adalah tempat menghidupkan kalimat syahadat dalam kehidupan,” ungkapnya.
 

Pesan Mendalam tentang Isra Mikraj

 

Menjelang peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw pada 27 Rajab, Menag Nasaruddin Umar mengingatkan umat Islam untuk memahami makna mendalam dari peristiwa tersebut, yakni tentang pensucian diri.
 

Ia menjelaskan, dalam kitab kuning dikenal dua jenis pensucian atau tasbih. Pertama, pensucian pikiran dari hal-hal yang bersifat duniawi yang sering kali memunculkan kekecewaan kepada Allah.
 

“Ketika Allah menyuruh kita bertasbih, bukan sekadar membaca tasbih, tetapi juga membersihkan pikiran dan jiwa dari hal-hal negatif. Kekecewaan yang berlebihan adalah bentuk protes kepada Allah. Kita harus bisa melihat hikmah di balik musibah dan mensyukurinya,” tutur Menag.
 

Syukur dan Sabar Kunci Kehidupan
 

Menag juga menegaskan pentingnya sikap syukur dan sabar dalam menjalani hidup. Menurutnya, manusia harus mampu bersabar dalam menghadapi ujian dan bersyukur atas setiap nikmat yang diterima.
 

“Kunci hidup adalah syukur dan sabar. Ketika kita diuji dengan penderitaan, kita harus sabar, dan ketika diuji dengan kesenangan, kita harus bersyukur. Dengan demikian, kita akan lebih mudah menjalani hidup,” tambahnya.
 

Acara tersebut diakhiri dengan doa bersama untuk keberlanjutan pembangunan pesantren dan peningkatan kontribusi pesantren dalam membangun karakter bangsa. 
 

Pondok Pesantren Mardhotillah diharapkan terus melahirkan generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia.rajamedia

Komentar: