Gus Yahya Respon MBG Dari Zakat: Hati-hati dan Perlu Diperinci!
RMBANTEN.COM - Jakarta - Apabila nantinya Makan Bergizi Gratis menggunakan dana zakat, maka pemerintah harus merinci penerimanya. Sebab, tak semua orang bisa ikut menerima zakat.
Demikian disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf merespon usulan soal pendanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk para siswa melalui uang zakat yang dikeluarkan oleh lembaga zakat, Infak, dan Shodaqoh (ZIS), Senin (13/1).
"Saya kira kalau zakat ini mungkin perlu lebih dirinci karena zakat ini harus diterima oleh kelompok-kelompok yang spesifik, di dalam wacana fiqih sebagai kelompok-kelompok yang menjadi target yang diperbolehkan menerima zakat, nda (tidak) semua orang boleh ikut menerima," ujar Gus Yahya - panggilan KH Yahya Cholil Staquf -.
Gus Yahya melihat adanya potensi dana yang dapat digunakan untuk membiayai MBG tersebut selain Zakat. Ia mengatakan infak dan shodaqoh memiliki aturan yang lebih longgar ketimbang penggunaan uang zakat.
"Infak sodaqoh ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan termasuk target-target di luar asnaf itu, di luar target-target spesifik yang sebelahnya ada 8 kelompok itu," ujarnya.
Gus Yahya menjelaskan saat ini dirinya telah memerintahkan kepada Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Shodaqoh (LAZISNU) untuk ikut serta dalam mengembangkan program-program pemanfaatan dana yang tujuannya kurang lebih sama seperti MBG.
"Program-program peningkatan gizi untuk siswa jadi yang sekarang sudah kami order ke LAZISNU dan sedang dikerjakan oleh LAZISNU, design untuk memberikan gizi tambahan bagi siswa-siswa. Mungkin akan lebih murah dan tidak selengkap yang diagendakan pemerintah, tapi secara signifikan menambah asupan gizi bagi anak-anak sekolah," jelasnya.
Gus Yahya mengaku telah mempelajari beberapa daerah yang merupakan daerah kerja yang produktif dari LAZISNU untuk memberi tambahan asupan gizi seperti susu, telur, dan kacang hijau.
"Tambahan gizi seperti itu bisa sangat memungkinkan," singkatnya.
Sampai saat ini, Gus Yahya mengaku masih berkomunikasi secara intens dengan pihak penyedia MBG, seperti dari Badan Gizi Nasional dan pihak pemerintah lainnya.
Terlebih lagi, beberapa pesantren, kata Gus Yahya sudah dijadikan percontohan untuk pesantren-pesantren lainnya.
"Nanti ada dua area kerja yang bisa kita tangani, tentu pengadaan makan gratis itu sendiri, artinya masaknya (dan) membaginya kepada siswa dan santri. Dan juga (Penyediaan) mulai dari bahan-bahannya yang melibatkan UKM di lingkungan NU," terangnya.
Gus Yahya meminta pemerintah untuk mengkaji lagi penerima program Makan Bergizi Gratis.
"Zakat harus dikaji lagi yang nerima siapa dulu nih? Kalau dikhususkan untuk anak-anak miskin itu bisa, kalau umum dan untuk semua orang nah ini untuk Zakat ini harus lebih hati-hati," pungkasnya.
Nasional 4 hari yang lalu
Ekbis | 5 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu
Banten | 2 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu
Keamanan | 6 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu
Politik | 3 hari yang lalu
Ekbis | 4 hari yang lalu