Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Gubernur Andra Soni Dukung Translokasi Badak Jawa ke JRSCA

Laporan: Iyan Sopian
Sabtu, 14 Juni 2025 | 15:10 WIB
Gubernur Banten Andra Soni menerima kunjungan Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian Kehutanan RI, bersama sejumlah pemangku kepentingan konservasi di Gedung Negara Provinsi Banten, Jumat (13/6/2025). - Biro Adpimpro Banten -
Gubernur Banten Andra Soni menerima kunjungan Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian Kehutanan RI, bersama sejumlah pemangku kepentingan konservasi di Gedung Negara Provinsi Banten, Jumat (13/6/2025). - Biro Adpimpro Banten -

RMBANTEN.COM - Serang, Badak Jawa – Gubernur Banten Andra Soni menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan hidup dengan menyatakan dukungan penuh atas rencana translokasi dua Badak Jawa dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ke kawasan konservasi khusus, Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA), yang berada di Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
 

“Pelestarian alam, termasuk perlindungan satwa endemik seperti Badak Jawa, adalah komitmen bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat,” tegas Andra saat menerima kunjungan jajaran Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian Kehutanan RI, bersama sejumlah pemangku kepentingan konservasi di Gedung Negara Provinsi Banten, Jumat (13/6/2025).
 

Badak Jawa: Warisan Dunia yang Harus Dijaga
 

Dalam pertemuan yang juga dihadiri Balai Besar TNUK, TNGHS, BPDAS Bogor, Perhutani KPH Banten, dan tim Dakum Kemenhut tersebut, Andra menekankan bahwa keberadaan Badak Jawa bukan sekadar ikon lokal, tetapi simbol konservasi nasional yang juga mendapat pengakuan internasional.
 

“Badak Jawa bukan hanya ikon nasional, tapi juga warisan dunia. Translokasi ini bentuk nyata kepedulian terhadap masa depan lingkungan dan generasi mendatang,” ucapnya.
 

Andra juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut menjaga kekayaan hayati Banten yang menjadi satu-satunya habitat alami Badak Jawa di dunia.
 

Konservasi = Peluang Ekonomi dan Wisata
 

Lebih dari sekadar upaya ekologis, Andra melihat potensi ekonomi dari program konservasi ini. Dengan meningkatnya perhatian nasional dan global terhadap Badak Jawa, kawasan Ujung Kulon dan sekitarnya dinilai berpotensi besar menjadi destinasi wisata konservasi yang menguntungkan masyarakat lokal.
 

“Ini bukan hanya soal pelestarian, tapi juga peluang. Wisata konservasi bisa membuka lapangan kerja dan mendongkrak ekonomi masyarakat setempat,” kata Andra Soni.
 

Musofa dan Desi Ratnasari, Harapan Baru Populasi Badak Jawa
 

Kepala Balai Besar TNUK, Ardi Andono, menjelaskan bahwa dua badak yang akan ditranslokasi adalah Musofa (jantan) dan Desi Ratnasari (betina), yang dipilih berdasarkan kualitas genetika terbaik dari 87 Badak Jawa tersisa. 
 

Translokasi ini juga jadi bagian dari strategi untuk mengatasi 22 individu badak yang sudah tidak produktif alias mandul.
 

“Kalau kita tidak mulai sekarang, dengan kondisi DNA yang terus menurun, Badak Jawa bisa punah dalam 40 tahun ke depan,” ujar Ardi.
 

Untuk diketahui, nama Desi Ratnasari pada badak betina ini diambil sebagai bentuk penghormatan kepada aktris sekaligus politisi yang pernah menjabat sebagai Duta Badak Indonesia.
 

Keduanya akan ditempatkan di kandang khusus seluas 40 hektar di JRSCA untuk program breeding terencana.rajamedia

Komentar: