Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Ciputat, Malioboro dan Pilar Saga

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Kamis, 22 Mei 2025 | 08:22 WIB
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan gandeng Bengkel Kreatif Hello Indonesia menghidupkan kembali Pasar Ciputat - Ist -
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan gandeng Bengkel Kreatif Hello Indonesia menghidupkan kembali Pasar Ciputat - Ist -

RMBANTEN.COM -  SAYA belum pernah bertemu langsung dengan Pilar Saga Ichsan. Tapi saya membayangkan, wajahnya semangat ketika mengatakan: "Saya ingin Pasar Ciputat seperti Malioboro."
 

Wajah yang muda, semangat yang meluap, dan tentu saja... mimpi besar.
 

Malioboro bukan sekadar jalan. Ia adalah ingatan. Simbol. Identitas Yogyakarta. Saya masih ingat dulu waktu ke sana, sore-sore, duduk di bangku trotoar sambil makan bakpia yang entah dari toko ke berapa.
 

Yang dijual Malioboro bukan hanya barang. Tapi suasana. Rasa nyaman. Ruang untuk hidup dan menikmati.
 

Ciputat? Jangan dulu dibandingkan. Belum saatnya.
 

Tapi kalau mimpi itu datang dari seorang wakil wali kota muda, kenapa tidak kita simak?
 

Saya tahu betul wajah Pasar Ciputat hari ini. Panas. Macet. Semrawut. Trotoar hampir tidak ada. PKL bertumpuk. Sampah masih jadi teman lama.
 

Tapi di balik itu semua, Ciputat punya denyut yang tidak mati. Mahasiswa. Santri. Anak-anak muda dengan ide-ide aneh yang bisa berubah jadi besar kalau diberi panggung.
 

Dan inilah yang coba dilakukan Pilar: memberi panggung.
 

Ia menggandeng Bengkel Kreatif Hello Indonesia. Mengadakan event seni dan kuliner. Menata ulang ruang publik. Menghidupkan pasar, bukan menggusurnya.
 

Mimpi membuat Ciputat seperti Malioboro bukan mimpi kosong. Tapi bukan juga perkara mudah. Malioboro itu puluhan tahun. Ada filosofinya. Ada narasinya.
 

Tapi Ciputat punya bekal. Dan Pilar punya nyali.
 

Apakah bisa berhasil? Tergantung siapa yang ikut. Kalau yang ikut hanya pejabat, sulit. Tapi kalau ikut juga para seniman jalanan, mahasiswa UIN, komunitas santri, dan para pedagang kaki lima — baru akan terasa denyutnya.
 

Saya membayangkan lima tahun ke depan.
 

Anak muda main gitar di pinggir jalan. Sepasang turis berfoto di depan mural. Trotoar lebar dan bersih. Malam-malam di Ciputat tidak lagi gelap, tapi hangat. Dan Pasar Ciputat... menjadi tempat orang berlama-lama, bukan sekadar lewat.
 

Kalau itu terjadi, kita tahu siapa yang menanamnya.
 

Namanya Pilar.
 

Dan ia memulainya dari mimpi kecil yang terdengar terlalu besar: membuat Ciputat seperti Malioboro.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
--
PPP, Kapan Kamu Bangkit?
Rabu, 14 Mei 2025
Presiden RI Prabowo Subianto - Repro -
Ramalan yang Ditertawakan
Minggu, 11 Mei 2025
Maria Ulfah Santoso, perempuan pertama Indonesia dari Banten yang menjadi menteri. Itu tahun 1946, di kabinet Sjahrir II. - Ilustrasi/RMN =
Kartini dari Banten
Senin, 21 April 2025