Reshuffle Kabinet Kejadian Juga

RMBANTEN.COM - AKHIRNYA kejadian juga. Reshuffle kabinet yang selama ini cuma jadi isu—kini benar-benar diumumkan Presiden Prabowo Subianto. Tidak tanggung-tanggung, enam kursi strategis langsung digeser.
Termasuk kursi paling prestisius setelah Presiden: Menteri Keuangan. Sri Mulyani turun. Purbaya Yudhi Sadewa naik.
Dari Demo ke Reshuffle
Sejak awal, saya menduga reshuffle ini tidak hanya soal teknokrasi. Ada latar belakang politik yang lebih riil: gelombang demonstrasi yang pecah setelah publik mencium aroma tunjangan DPR yang kelewat wangi—Rp50 juta per bulan hanya untuk hunian.
Delapan nyawa melayang. Rumah Sri Mulyani dijarah. Dan akhirnya, tekanan itu berbuah reshuffle.
Menteri Jatuh, Menteri Tumbuh
Bukan hanya Sri Mulyani yang harus pamit. Menko Polkam Budi Gunawan, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, serta Menteri Perlindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding—semuanya ikut lengser.
Lalu lahir kementerian baru: Kementerian Haji dan Umrah. Sebuah jawaban langsung atas isu klasik yang tiap tahun menguras energi politik sekaligus emosi publik. Irfan Yusuf dilantik sebagai Menteri Haji, ditemani Dahnil Anzar sebagai wakil.
Pasar Menjawab
Reaksi pasar? Tidak menunggu lama. IHSG langsung anjlok 1–1,3%. Investor mencium risiko fiskal yang lebih besar ketika seorang teknokrat seperti Sri Mulyani diganti. Bagi pasar, pergantian Menkeu bukan sekadar nama. Ini soal kepercayaan pada disiplin anggaran. Apalagi, ambisi pemerintah menaikkan belanja publik sudah terlanjut diumumkan.
Politik dalam Ekonomi
Purbaya memang ekonom. Ia bukan orang baru. Tapi ia bukan Sri Mulyani. Dan di titik ini, simbol itu jauh lebih mahal daripada substansi. Presiden Prabowo sedang membangun ulang arah kabinet. Dari teknokratis ke lebih politis. Dari disiplin anggaran ke agresi belanja. Dari stabilitas fiskal ke, mungkin saja, stabilitas politik.
Reshuffle Kejadian Juga
Reshuffle ini akhirnya menjawab tanda tanya: siapa bertahan, siapa tumbang. Tapi juga membuka tanda tanya baru: ke mana kapal ini diarahkan? Karena pada akhirnya, reshuffle bukanlah garis akhir. Ia hanya tanda koma—dalam kalimat panjang bernama kekuasaan.
Penulis adalah Pimred Raja Media, Pengurus Pusat IKALUIN Jakarta, Ketua DPP Pro Jurnalismedia Siber*
Nagara | 6 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Parlemen | 3 hari yang lalu
Pulitik Jero | 5 hari yang lalu
Warta Banten | 2 hari yang lalu
Pulitik Jero | 18 jam yang lalu
Nagara | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Hukum | 1 hari yang lalu