Banten

Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Keamanan

Nasional

Olahraga

Dunia

Opini

Galeri

Gaya Hidup

Budaya

Pendidikan

Kesehatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

PPP Pertanyakan Suara di Sirekap Turun, Sementara PSI Naik Terus!

Laporan: Raja Media Network
Minggu, 03 Maret 2024 | 08:01 WIB
Wakil Ketua Bappilu DPP PPP Achmad Baidowi. (Foto: Repro)
Wakil Ketua Bappilu DPP PPP Achmad Baidowi. (Foto: Repro)

RMBANTEN.COM - Politik, Jakarta - Penurunan suara Partai persatuan Pembangunan (PPP) di pada aplikasi Sirekap KPU membuat heran DPP PPP. PPP menyebut ada anomali pada aplikasi Sirekap itu.

Pasalnya, suara PPP tiba-tiba menurun, padahal saat laporan hasil suara dari sejumlah TPS terus bertambah.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Bappilu DPP PPP Achmad Baidowi, melansir laman metrotvnews, Minggu (3/3).

Achmad Baidowi lantas memberikan contoh. Suara PPP dalam posisi sekitar 3.058.000 pada 28 Februari. Tiba-turun menjadi 3.020.000 pada 29 Februari. Lalu naik lagi menjadi 3.040.000 pada Sabtu, 2 Maret 2024.

"Sementara ada partai lain yang mengalami kenaikan tidak wajar," ujar Achmad.

Menurutnya, kejadian ini tidak wajar. KPU wajib transparan mengenai kejadian ini.

Suara PSI naik tajam

Suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus merangkak naik hingga mencapai 3,13 persen, atau 2.392.409 suara berdasarkan hasil real count KPU.

Banyak pihak mempertanyakan karena PSI berhasil meraih suara sebanyak tiga persen hanya dalam waktu 19 jam saja.

Angka tersebut melonjak tajam jika dibandingkan dengan hasil hitung cepat yang hanya meraih 2,65 persen.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi sampai heran melihat fakta tersebut.  

Keheranan Burhanuddin disebabkan semua lembaga survei penyelenggara hitung cepat, atau quickcount menyatakan PSI hanya mendapatkan suara 2,65 persen. Tidak akan lolos ambang batas parlemen (Parliamentary Treshold) yang ditetapkan empat persen.

Dalam akbut X pribadinya Burhan menjawab pertanyaan netizen soal kemingkinan injeksi suara. Menurut Buurhan, banyak pemilih datang ke TPS tapi hanya mencoblos pilpres tapi tidak mencoblos kertas suara lain.

Nah kata Burhan, bisa saja kertas suara Pileg yang tak terpakai ini bisa disalahgunakan oleh KPPS nakal.

"Itu juga harus diawasi. Faktanya, tingkat partisipasi di pilpres dan pileg berbeda," terang burhan Burhan.rajamedia

Komentar: