PSI Suaranya Naik 'Tak Wajar' di Sirekap, Komisioner KPU "Ngeles" yang Dipakai Rekapitulasi Manual!
RMBANTEN.COM - Politik, Jakarta - Proses rekapitulasi berjenjang terus dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal itu menanggapi perolehan suara PSI yang melonjak naik di Sirekap.
Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik mengaku mengerti terkait lonjakan perolehan suara PSI yang dimaksud.
Idham menegaskan jika perolehan suara peserta pemilu itu hasil dari rekapitulasi berjenjang.
"Kami belum mengerti yang dimaksud dengan lonjakan tersebut itu lonjakan yang mana," kata Idham di KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3).
"Yang jelas UU Pemilu menegaskan, bahwa perolehan suara peserta pemilu yang disahkan oleh KPU itu berdasarkan rekapitulasi resmi yang dilakukan mulai dari BPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU RI, dan saat ini sedang berlangsung rekapitulasi berjenjang," sambungnya.
Sampai saat ini, kata Idham proses rekapitulasi masih berjalan. Dia menuturkan rekapitulasi nasional telah berlangsung sejak Rabu (28/2).
"Saat ini, KPU masih melakukan rekapitulasi secara berjenjang. Proses rekapitulasi saat ini pada umumnya sudah berada dalam tingkat kabupaten/kota," ujarnya
Idham meminta semuanya untuk menunggu hasil rekapitulasi penghitungan suara. Idham menyebut proses rekapitulasi akan selesai pada 20 Maret 2024.
Suara PPP turun
Diberitakan sebelumnya, penurunan suara Partai persatuan Pembangunan (PPP) di pada aplikasi Sirekap KPU membuat heran DPP PPP. PPP menyebut ada anomali pada aplikasi Sirekap itu.
Pasalnya, suara PPP tiba-tiba menurun, padahal saat laporan hasil suara dari sejumlah TPS terus bertambah.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Bappilu DPP PPP Achmad Baidowi, Sabtu (2/3).
Achmad Baidowi lantas memberikan contoh. Suara PPP dalam posisi sekitar 3.058.000 pada 28 Februari. Tiba-turun menjadi 3.020.000 pada 29 Februari. Lalu naik lagi menjadi 3.040.000 pada Sabtu, 2 Maret 2024.
"Sementara ada partai lain yang mengalami kenaikan tidak wajar," ujarnya.
Menurutnya, kejadian ini tidak wajar. KPU wajib transparan mengenai kejadian ini.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi sampai heran melihat fakta tersebut.
Keheranan Burhanuddin disebabkan semua lembaga survei penyelenggara hitung cepat, atau quickcount menyatakan PSI hanya mendapatkan suara 2,65 persen. Tidak akan lolos ambang batas parlemen (Parliamentary Treshold) yang ditetapkan empat persen.
Dalam akbut X pribadinya Burhan menjawab pertanyaan netizen soal kemingkinan injeksi suara. Menurut Buurhan, banyak pemilih datang ke TPS tapi hanya mencoblos pilpres tapi tidak mencoblos kertas suara lain.
Nah kata Burhan, bisa saja kertas suara Pileg yang tak terpakai ini bisa disalahgunakan oleh KPPS nakal.
"Itu juga harus diawasi. Faktanya, tingkat partisipasi di pilpres dan pileg berbeda," terang burhan Burhan.
Sementara, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie angkat bicara soal adanya sorotan terhadap penambahan suara partainya yang mendekati 4% di rekapitulasi.
Grace menekankan penambahan dan pengurangan suara selama proses rekapitulasi hal yang wajar.
Grace menanggapi pihak-pihak yang mempertanyakan penambahan suara PSI, di mana berdasar real count KPU RI per Sabtu 2 Maret 2024 pukul 12.00 ada di angka 3,13 persen, dengan jumlah suara terhitung 65,73 persen.
"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/3).
Parlemen 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Ekbis | 6 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Politik | 5 hari yang lalu