Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

PPP, Kapan Kamu Bangkit?

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Rabu, 14 Mei 2025 | 20:57 WIB
--
--

RMBANTEN.COM - SAYA sempat bertanya dalam hati: apakah PPP masih ada? Bukan, bukan tidak ada secara legal. Tapi “ada” sebagai kekuatan politik yang hidup. Yang didengar. Yang ditunggu manuvernya. Yang disegani rivalnya.
 

Lalu saya baca kabar: PPP akan menggelar Muktamar setelah Iduladha tahun ini. Tujuannya satu: memilih ketua umum yang definitif. Karena selama ini masih dipegang Plt—Pelaksana Tugas. Dua tahun terakhir ini. Terlalu lama.
 

Ternyata, partai sebesar itu tak punya ketua umum tetap.
 

Saya baru tahu juga, ternyata sudah ada 20 DPW yang mendesak agar Muktamar digelar. Artinya, suara “bawah” sudah tidak sabar. Karena semua orang tahu: untuk bangkit, PPP perlu figur pemimpin yang solid, sah, dan bisa konsolidasi cepat. 2029 sudah di depan mata.
 

Lalu saya lihat daftar nama yang beredar. Ada yang menarik: nama-nama dari luar PPP bermunculan.
 

Nama dari Luar
 

Yang paling mengejutkan tentu nama Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman. Mantan KSAD. Sekarang Penasihat Khusus Presiden bidang pertahanan nasional. Juga ada Gus Ipul, mantan Wali Kota, saat ini menjabat Mensos. Juga Andi Amran, menteri pertanian. Bahkan Agus Suparmanto, mantan Mendag.
 

Lucu juga. Yang dari luar ramai. Yang dari dalam? Ya, itu-itu saja. Ada Romi. Ada Sandiaga Uno. Ada Taj Yasin. Ada Amir Uskara. Suharso pun masih punya peluang, katanya, kalau mau maju lagi.
 

Tapi siapa yang bisa menyatukan semuanya?
 

Ketua Umum Itu Harus Siap Dihujat
 

Saya tahu. Jadi ketua umum partai itu seperti jadi wasit pertandingan kampung. Semua orang bisa teriak. Semua merasa paling tahu aturan. Tapi tak semua mau meniup peluit dan ambil risiko.
 

PPP sedang mencari wasit yang berani. Yang tahan hujatan. Yang mau kerja, bukan hanya tampil.
 

Dan ini tidak mudah.
 

Kalau saya boleh memberi usul: PPP jangan sekadar cari nama besar. Tapi cari yang bisa bergerak. Yang bisa turun ke daerah. Yang bisa menjelaskan ke rakyat: apa bedanya PPP dengan partai Islam lainnya?
 

Jangan Terlambat Bangkit
 

Saya pernah mendengar orang PPP bilang: “kami partai warisan ulama.” Tapi sekarang, rakyat tak pilih partai karena silsilah. Mereka pilih karena program. Karena ketegasan sikap. Karena keberpihakan.
 

PPP tidak akan bisa hidup dari sejarah semata. Bahkan ulama pun sekarang lebih pragmatis.
 

PPP butuh pemimpin yang bukan hanya dikenal di Jakarta. Tapi bisa bicara dengan rakyat di Madura, di Aceh, di Papua. Yang bisa duduk bersama habaib dan pengusaha, tanpa kehilangan jati diri.
 

Kalau tidak?
 

Ya, tinggal tunggu saja: PPP akan jadi seperti PDS. Pernah ada. Pernah punya fraksi. Lalu hilang dari ingatan.
 

PPP, kamu masih punya waktu.
 

Tapi tidak banyak.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA