Penghulu Kembali ke Khitah: Dari Shumubu ke Fasilitator Keluarga Sakinah

RMBANTEN.COM - Jakarta, Kemenag — Sosok penghulu bukan sekadar pencatat ijab kabul. Jejak sejarahnya menembus zaman Demak, kolonial, hingga era kemerdekaan.
Kini, peran itu kembali ditegaskan: penghulu harus hadir sebagai pelayan umat dan pembina rumah tangga calon pengantin.
Dalam Bimbingan Teknis Fasilitator Bimbingan Perkawinan Angkatan V dan VI di Jakarta (5/8), sebanyak 100 penghulu dilatih untuk menjadi lebih dari sekadar pengurus administrasi.
Mereka dituntut mampu membina, mendidik, dan menemani calon pasangan suami istri membangun keluarga yang tangguh.
“Fungsi Shumubu dan Shumuka dulu setara dengan KUA sekarang. Dari sinilah cikal bakal Kementerian Agama lahir,” kata Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Cecep Khairul Anwar.
Pelatihan ini, kata Cecep, adalah cara untuk mengembalikan penghulu ke posisi idealnya—bukan hanya tukang catat nikah, tapi juga pendidik dan pelayan umat.
Membina Sebelum Terlambat
Kepala Subdit Bina Keluarga Sakinah, Zudi Rahmanto, menyebut Bimtek ini sebagai fondasi penting. Satu KUA minimal harus punya satu fasilitator handal, agar semua calon pengantin mendapatkan bekal pranikah yang layak.
“Fasilitator harus solutif, komunikatif, dan siap jadi tempat bertanya yang aman bagi Catin. Ini investasi untuk Indonesia Emas 2045,” tegas Zudi.
Kabudayaan | 4 hari yang lalu
Pulitik Jero | 3 hari yang lalu
Peristiwa | 6 hari yang lalu
Pamenteun | 6 hari yang lalu
Pulitik Jero | 6 hari yang lalu
Nagara | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Warta Banten | 6 hari yang lalu
Pulitik Jero | 2 hari yang lalu