Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

"Pejabat Hambat Investasi? Copot!"

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Jumat, 23 Mei 2025 | 06:54 WIB
Presiden Prabowo Subianto - Repro -
Presiden Prabowo Subianto - Repro -

RMBANTEN.COM - INI bukan kalimat basa-basi. Ini peringatan keras dari Presiden terpilih Prabowo Subianto yang harus dipahami semua pejabat birokrasi: investasi yang macet di meja kalian akan berakibat fatal — kalian akan dicopot!
 

Jangan salah paham. Ini bukan gertakan kosong. Ini sinyal perubahan radikal. Selama ini kita terperangkap dalam birokrasi yang lamban, penuh tanda tangan, dan “koordinasi” yang berbulan-bulan tapi tak pernah selesai.
 

Padahal yang kita butuhkan bukan cuma tambang dan jalan tol. Yang paling penting sekarang adalah energi dan pangan. Dua sektor yang menentukan masa depan bangsa ini.
 

Coba bayangkan: investor datang bawa teknologi drone, AI, bibit unggul. Tapi tiba-tiba terjebak izin lokasi berbulan-bulan. Di energi, ada perusahaan Norwegia yang mau bangun pembangkit ombak — tapi izin laut bikin mereka kabur duluan.
 

Sindrom kita? Dua: lambat dan takut. Lambat karena semua harus rapat. Takut karena semua keputusan harus minta restu atasan. Akhirnya, proposal numpuk. Negara rugi.
 

Lebih parah, ada pejabat yang berani “lapor sudah selesai” tapi kenyataannya nol besar. Itu pengkhianatan terhadap investor dan bangsa.
 

Prabowo tahu ini harus diakhiri. Mulai sekarang, pejabat tak bisa lagi jadi penghambat. Kalau lamban dan malas, minggir! Kalau korup, copot! Kalau menghalangi investasi, angkat kaki!
 

Prabowo harus bikin satuan tugas khusus: orang-orang lapangan, bukan birokrat. Tugasnya mengawal investasi sampai tuntas. Tidak ada alasan kompromi.
 

Mulai 20 Oktober, tak ada ruang buat birokrat yang cuma bisa duduk dan rapat tanpa hasil. Sistem harus transparan. Nama-nama penghambat harus muncul di layar Presiden.
 

Ini langkah pertama menuju Indonesia yang bersih dan maju. Birokrasi harus berani dan bergerak. Kalau tidak, mereka akan diganti.
 

Ini bukan soal politik, tapi soal masa depan bangsa.
 

Dan Prabowo sudah memberi kode jelas: yang menghambat, siap-siap dicopot.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
--
PPP, Kapan Kamu Bangkit?
Rabu, 14 Mei 2025
Presiden RI Prabowo Subianto - Repro -
Ramalan yang Ditertawakan
Minggu, 11 Mei 2025
Maria Ulfah Santoso, perempuan pertama Indonesia dari Banten yang menjadi menteri. Itu tahun 1946, di kabinet Sjahrir II. - Ilustrasi/RMN =
Kartini dari Banten
Senin, 21 April 2025