Minta Maaf! Kadis Pendidikan Tangsel Buka Suara Soal Wartawan Di usir dari SMPN 19
RMBANTEN.COM - Tangsel - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, Deden Deni, menyampaikan permohonan maaf atas insiden pengusiran wartawan di SMPN 19 Tangsel, Serpong, Senin (17/11/2025).
Ia beralasan situasi sekolah sedang tidak kondusif sehingga terjadi kesalahpahaman antara pihak keamanan sekolah dan awak media.
“Kami memohon maaf atas kejadian itu. Situasi sekolah hari ini sedang kurang kondusif, jadi mohon dimaklumi,” ujar Deden dikutip, Selasa (18/11/2025).
Janji Akses Informasi dengan Waktu Terbatas
Meski meminta maaf, Deden menyatakan bahwa kebutuhan informasi tetap dapat diakses oleh media, namun dengan penyesuaian waktu agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Batasan ini dinilai penting untuk menjaga suasana sekolah yang sedang dalam tekanan.
“Ke depan, informasi yang teman-teman butuhkan tentu dapat diakses. Silakan jika ingin menghubungi kepala sekolah, boleh saja. Hanya mungkin waktunya disesuaikan, misalnya pada jam istirahat atau setelah jam pulang sekolah, agar KBM tidak terganggu,” jelasnya.
Kronologi Pengusiran Wartawan
Insiden pengusiran terjadi saat sejumlah wartawan hendak meliput perkembangan kasus dugaan perundungan di SMPN 19 Tangsel. Peristiwa ini mengemuka di tengah sorotan publik setelah seorang siswa berinisial MH (13) meninggal dunia usai seminggu menjalani perawatan rumah sakit.
Saat para wartawan memasuki area SMPN 19 Tangsel, awalnya tidak ada pihak yang langsung menghalangi. Para wartawan menunggu kepala sekolah di depan gedung dan mengetuk pintu beberapa kali, namun tak mendapat respons.
Tiba-tiba, seorang petugas keamanan datang mendekat dan berbicara dengan nada tegas. Ia menyatakan wartawan tidak diperbolehkan berada di dalam sekolah. Saat wartawan menegaskan maksud mereka ingin mengonfirmasi langsung ke kepala sekolah, petugas justru semakin keras dan mengusir mereka dari area sekolah.
Latar Belakang Kasus Perundungan
Insiden pengusiran wartawan ini terjadi dalam situasi yang emosional menyusul meninggalnya MH, siswa kelas VII SMPN 19 Tangsel, yang diduga menjadi korban perundungan. Kasus ini telah menyita perhatian publik dan memicu keprihatinan berbagai pihak terhadap keamanan lingkungan sekolah.
Dinas Pendidikan Tangsel menjanjikan akses informasi yang lebih terbuka, namun dengan catatan harus menunggu waktu yang tepat agar tidak mengganggu proses belajar mengajar dan kondisi psikologis warga sekolah yang masih berduka.![]()
Mancanagara | 5 hari yang lalu
Peristiwa | 4 hari yang lalu
Info haji | 6 hari yang lalu
Hukum | 2 hari yang lalu
Ékobis | 5 hari yang lalu
Hukum | 1 hari yang lalu
Nagara | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu