Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Malam Terakhir Ramadan: Jangan Sampai Menyesal

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Kamis, 27 Maret 2025 | 05:01 WIB
Ilustrasi Kegiatan itikaf --
Ilustrasi Kegiatan itikaf --

RMBANTEN.COM - RAJAMEDIA.CO - RAMADAN hampir habis.
 

Sebentar lagi, takbir berkumandang. Lalu selesai. Kita kembali ke rutinitas. Ke kebiasaan lama.
 

Padahal, ini masih malam-malam terakhir.
 

Malam yang seharusnya lebih kita perjuangkan.
 

Rasulullah justru semakin giat di sepuluh malam terakhir. Makin sedikit tidur. Makin banyak ibadah.
 

Kita?
 

Makin sibuk di pusat perbelanjaan.
 

Malam Seribu Bulan
 

Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan.
 

Satu malam saja, pahalanya lebih besar dari ibadah seumur hidup.
 

Tapi, kapan pastinya? Tidak ada yang tahu.
 

Bisa di malam ke-21. Bisa ke-23. Bisa ke-25. Bisa ke-27. Atau ke-29.
 

Itulah sebabnya Rasulullah tidak melewatkan satu pun dari malam-malam ini.
 

Lalu kita? Masih mau melewatkannya?
 

Apa yang Kita Kejar?
 

Sudah sebulan kita puasa. Harusnya ada perubahan.
 

Harusnya kita lebih sabar. Lebih jujur. Lebih peduli.
 

Tapi apakah benar begitu?
 

Atau Ramadan ini hanya jadi rutinitas tahunan?
 

Karena kalau setelah ini kita tetap sama saja, lalu buat apa puasa sebulan penuh?
 

Pemimpin Juga Harus Berkaca
 

Bukan cuma kita. Pemimpin juga harus berkaca.
 

Sudah adilkah mereka? Sudah jujurkah?
 

Atau masih sibuk membangun dinasti politik?
 

Masih sibuk mengamankan kepentingan?
 

Bung Hatta pernah bilang:
"Pemerintahan yang baik adalah yang bisa memberi kesejahteraan bagi rakyatnya."
 

Kalau rakyat masih sulit hidupnya, berarti ada yang salah.
 

Mungkin, mereka juga perlu merenung di malam-malam terakhir ini.
 

Ramadan Terakhir?
 

Siapa yang bisa jamin kita masih hidup tahun depan?
 

Kalau ini Ramadan terakhir, apakah kita sudah memanfaatkannya dengan baik?
 

Atau justru kita akan menyesal ketika ia pergi?
 

Masih ada waktu. Masih ada beberapa malam tersisa.
 

Jangan sampai kita kehilangan kesempatan.
 

Sebab, kalau Ramadan pergi tanpa perubahan dalam diri kita—itu artinya kita hanya menahan lapar dan dahaga.
 

Dan itu sia-sia.rajamedia

Komentar: