Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Layang-Layang Ganggu Pesawat, Gubernur Banten Angkat Suara!

Laporan: Hendra Hendrawan
Kamis, 18 September 2025 | 15:59 WIB
Rapat Koordinasi Penanganan Gangguan Keselamatan Operasional Penerbangan di Bandara Soetta, yang digelar di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (17/9/2025) - Biro Adpimpro Banten -
Rapat Koordinasi Penanganan Gangguan Keselamatan Operasional Penerbangan di Bandara Soetta, yang digelar di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (17/9/2025) - Biro Adpimpro Banten -

RMBANTEN.COM -Tangerang, Soetta – Gubernur Banten Andra Soni menegaskan, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) bukan hanya pintu gerbang dunia, melainkan juga kebanggaan masyarakat Banten. Karena itu, keselamatan penerbangan harus dijaga bersama melalui kolaborasi lintas pihak.
 

Pernyataan tersebut disampaikan Andra dalam Rapat Koordinasi Penanganan Gangguan Keselamatan Operasional Penerbangan di Bandara Soetta, yang digelar di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (17/9/2025). Rakor dipandu oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, Tri Nurtopo.
 

“Bandara Soekarno-Hatta berada di Provinsi Banten dan menjadi kebanggaan masyarakat Banten,” ujar Andra.
 

Gangguan Keselamatan Masih Mengintai
 

Menurut Andra, masih banyak hambatan dalam menjaga keselamatan penerbangan di Soetta. Gangguan tersebut mulai dari sinar laser, pembakaran sampah, layang-layang, drone, balon udara, hingga adu burung merpati.
 

Ia menekankan perlunya sinergi antara pengelola bandara dengan pemerintah daerah. 

 

“Khususnya dengan Provinsi Banten, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang,” ucapnya.
 

Perlunya Rasa Memiliki dari Masyarakat
 

Andra menilai peraturan daerah saja tidak cukup jika masyarakat sekitar bandara tidak memiliki rasa memiliki. 
 

“Bagaimana membangun rasa memiliki warga yang berdekatan dengan bandara. Saran saya perlu membuat forum koordinasi keselamatan penerbangan bandara,” jelasnya.
 

Koordinasi, lanjutnya, tidak boleh hanya muncul setelah ada masalah, melainkan harus berkelanjutan. 
 

“Keselamatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta menjadi tanggung jawab kita bersama,” tegas gubernur.
 

Catatan dari Kombata: Kasus Layang-Layang Ancam Pesawat
 

Dalam rapat, Kepala Otoritas Pengelola Bandara Soetta Putu Eka Cahyadi (mewakili Komunitas Bandar Udara Soekarno-Hatta/Kombata) menyampaikan ada dua insiden menonjol yang baru terjadi. Pertama, pada 23 Agustus 2025 helikopter terganggu benang layangan. Kedua, pada 3 September 2025 mesin pesawat Airfast terganggu kasus serupa.
 

Putu menambahkan, Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Soetta mencapai radius 15 km. Audit keamanan penerbangan tahun 2025 mencatat nilai 88,85. Lalu lintas penerbangan di bandara ini rata-rata mencapai 1.000 penerbangan per hari, dengan puncaknya saat mudik Lebaran menembus 1.181 penerbangan.
 

Suara Pemda: Perlu Sosialisasi dan Perhatian Warga
 

Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memiliki perda tata tertib masyarakat sekitar bandara, namun masih perlu disosialisasikan.
 

“Perlu sosialisasi juga bahwa bandara berkontribusi positif kepada masyarakat,” ujarnya. Ia menambahkan, masyarakat sebenarnya sudah membantu pihak bandara, tapi perhatian terhadap kebutuhan warga sekitar masih dirasa kurang.
 

Senada, Wali Kota Tangerang Sachrudin menegaskan pentingnya menertibkan masyarakat, khususnya terkait layang-layang. Pihaknya sudah memiliki dua perda terkait larangan tersebut. “Namun, bandara juga sebaiknya memberi manfaat lewat pemanfaatan lahan untuk masyarakat,” sarannya.
 

Sumber: bantenprov.go.idrajamedia

Komentar: