Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Indonesia Ambil Alih Kepemimpinan BIMP-EAGA, Siap Pacu Kolaborasi UMKM Regional

Laporan: Iyan Sopian
Selasa, 26 Agustus 2025 | 17:57 WIB
Indonesia resmi memegang kursi keketuaan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines – East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) untuk periode 2025–2028. - Humas Kemen UMKM -
Indonesia resmi memegang kursi keketuaan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines – East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) untuk periode 2025–2028. - Humas Kemen UMKM -

RMBANTEN.COM - Bali — Indonesia resmi memegang kursi keketuaan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines – East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) untuk periode 2025–2028. Kepemimpinan ini ditandai dengan pelaksanaan The 12th BIMP-EAGA Micro, Small & Medium Enterprises Development Working Group (MSMED WG) di Bali, 25–26 Agustus 2025.
 

Apresiasi Brunei, Semangat Baru Indonesia
 

Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selaku tuan rumah, melalui Deputi Bidang Usaha Menengah Bagus Rachman, menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Brunei Darussalam dalam tiga tahun terakhir. Indonesia, tegasnya, siap membawa semangat kolaborasi baru dalam penguatan UMKM di kawasan sub-regional Asia Tenggara.
 

“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Mereka telah membuktikan daya saing melalui fleksibilitas, kreativitas, dan ketahanan di masa krisis. Namun, masih banyak tantangan yang harus diatasi bersama,” ujar Bagus saat membuka pertemuan.
 

Program Prioritas: Digitalisasi hingga Holding UMKM
 

Sebagai ketua baru, Indonesia menekankan sejumlah program prioritas yang sejalan dengan agenda nasional, antara lain:

 

1. Penguatan ekosistem digital,

2. Fasilitasi legalitas dan sertifikasi produk,

3. Peningkatan akses pembiayaan,

4. Perluasan pasar domestik dan internasional,

5 Pengembangan kemitraan usaha berbasis klaster melalui Program Holding UMKM.

 

Khusus di sektor perkebunan, Indonesia menyoroti penguatan rantai pasok kakao sebagai komoditas unggulan yang berpotensi memperkuat kerja sama regional.
 

30,1 Juta UMKM Jadi Andalan
 

“Kami memiliki sekitar 30,1 juta UMKM yang berperan besar dalam menyerap tenaga kerja, menghasilkan pendapatan, dan mendorong inovasi lokal. BIMP-EAGA menjadi platform penting untuk berbagi pengalaman, menyelaraskan kebijakan, serta merumuskan strategi bersama agar UMKM mampu bersaing di pasar regional maupun global,” tegas Bagus.
 

Selain pertemuan resmi, delegasi Brunei, Malaysia, dan Filipina mengunjungi salah satu usaha pengolahan kakao di Bali. Kunjungan ini memperkuat potensi rantai pasok antar-UMKM sekaligus membuka peluang ekspor kakao Indonesia ke negara tetangga.
 

Pameran Produk Unggulan UMKM
 

Sebanyak 10 UMKM lokal turut menampilkan produk unggulan mereka dalam forum ini, sebagai bukti nyata kontribusi pelaku usaha kecil menengah dalam mendukung ekonomi berkelanjutan.rajamedia

Komentar: