Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Forum Konita Tolak Permenpora: Bikin KONI Daerah Tekor!

Laporan: Raja Media Network
Senin, 04 Agustus 2025 | 11:50 WIB
Ketua FKONITA Letkol (Purn) M. Hamka Handaru - Foto: Amrin/RMN -
Ketua FKONITA Letkol (Purn) M. Hamka Handaru - Foto: Amrin/RMN -

RMBANTEN.COM - Jakarta – Forum KONI Kota se-Indonesia (FKONITA) ngamuk. Mereka ramai-ramai menolak Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Permenpora) Nomor 14 Tahun 2024. 
 

Bukan tanpa sebab. Aturan itu dinilai justru melemahkan KONI di daerah, dan bisa bikin pembinaan atlet jalan di tempat!
 

Ketua FKONITA Letkol (Purn) M. Hamka Handaru menyebut, isi aturan yang dikeluarkan Menpora itu bisa memperbesar ketimpangan antarwilayah. Terutama soal pendanaan dan tanggung jawab KONI daerah yang dibikin tambah mumet.
 

"Ketentuan-ketentuan ini malah jadi beban administratif dan finansial yang nggak proporsional. Bisa bikin regenerasi atlet di daerah mandek," tegas Hamka dalam pernyataan tertulisnya, Senin (4/8).
 

Pasal 51 Jadi Biang Kerok
 

Yang bikin FKONITA panas, salah satunya soal Pasal 51 Permenpora 14/2024. Dalam pasal itu disebutkan, pendanaan organisasi olahraga dari APBD disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Masalahnya, nggak semua daerah punya duit banyak!
 

Belum cukup sampai di situ, Pasal 17 ayat (2) juga bikin ngelus dada. Ketua organisasi olahraga diwajibkan tandatangan pernyataan kesanggupan cari dana di luar APBD.
 

"Ini bukan cuma nggak realistis, tapi bisa mematikan proses pembinaan atlet lokal. KONI jadi kayak suruh urus event, tapi uangnya cari sendiri," sindir Hamka, yang juga Ketua KONI Tangsel itu.
 

Permenpora Diprotes, FKONITA Desak Revisi Total!
 

FKONITA bilang, aturan ini prematur dan nggak nyambung dengan kenyataan di lapangan. Karena itu, Hamka mendesak Kemenpora segera buka ruang dialog. Nggak bisa ujug-ujug bikin aturan dari balik meja Jakarta tanpa ngerti kondisi daerah.
 

Revisi total pun didesak. Terutama yang menyangkut pendanaan, struktur organisasi, dan masa transisi implementasi.
 

"Permenpora harusnya jadi alat percepat pembinaan, bukan malah jadi penghambat. Kalau akar pembinaan dipotong, pohon prestasi nggak akan tumbuh!" tutup Hamka, penuh makna.rajamedia

Komentar: