Wamenag: Olimpiade PAI Bukan Sekadar Lomba, Tapi Cetak Generasi Unggul dan Moderat
RMBANTEN.COM - Jakarta - Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i membuka Grand Final Olimpiade Pendidikan Agama Islam (PAI) 2025 di Jakarta, Minggu (30/11/2025), dengan menegaskan bahwa ajang ini bukan sekadar perlombaan, melainkan kesempatan bagi siswa sekolah umum untuk mengaktualisasikan pemahaman keagamaan.
Acara yang merupakan bagian dari PAI Fair 2025 ini menjadi panggung bagi siswa SD, SMP, SMA, hingga mahasiswa perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.
Wamenag menilai olimpiade ini sebagai momentum strategis untuk membuktikan bahwa Pendidikan Agama Islam di sekolah umum mampu mencetak generasi muda yang unggul, moderat, dan mencintai negeri.
"Saya mengapresiasi acara ini bukan semata karena perlombaannya, tetapi karena memberi kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasikan pemahamannya," tegas Romo Syafi’i.
Peserta Diimbau Jadi Teladan di Daerah Masing-masing
Dalam sambutannya, Wamenag memberikan pesan khusus kepada para finalis. Ia berharap setelah pulang dari Jakarta, para peserta menunjukkan peningkatan karakter keislaman yang lebih baik.
"Harapan saya, pulang dari sini, para peserta harus nampak lebih Islami dan berkarakter mulia ketimbang sebelum datang ke Jakarta," ujarnya.
Wamenag juga meminta para peserta melaporkan capaian mereka kepada kepala daerah masing-masing sebagai bentuk pertanggungjawaban atas investasi daerah dalam pendidikan agama.
"Walaupun juara atau tidak, kalian sudah menjadi utusan para pemenang. Persembahkan apa yang didapat di sini untuk kemajuan daerah dan bangsa," pesannya.
Sinergi Kementerian Agama dan Pendidikan Perkuat Pendidikan Karakter
Acara pembukaan turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, yang menekankan pentingnya PAI sebagai jangkar moral di tengah gempuran era digital.
"PAI di lingkungan sekolah harus menjadi jangkar moral dan sumber tumbuhnya karakter anak-anak kita," ujar Fajar.
Ia menambahkan bahwa pembelajaran agama tidak boleh berhenti pada hafalan, tetapi harus terinternalisasi dalam jiwa dan tereksternalisasi menjadi keterampilan hidup serta kesalehan sosial. Kehadiran dua wakil menteri ini menjadi simbol sinergi kuat antara Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dalam membangun ekosistem pendidikan karakter.
Doa PAI untuk Korban Bencana Sumatera
Selain kompetisi akademik, acara ini juga diwarnai momen spiritual melalui "Doa PAI untuk Bangsa". Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amin Suyitno, menyampaikan bahwa doa bersama ini dikhususkan untuk saudara sebangsa yang sedang tertimpa musibah di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
"Olimpiade ini didedikasikan sebagai panggilan kita semua untuk kembali ke tugas utama, yaitu mengawal putra-putri negeri dalam rangka menciptakan SDM unggul yang memadukan intelektualitas dan spiritualitas," jelas Amin.
Grand Final Olimpiade PAI 2025 menandai komitmen pemerintah dalam mengembangkan pendidikan agama yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pembentukan karakter dan kontribusi sosial peserta didik di tengah masyarakat.![]()
Ékobis 1 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Ékobis | 4 hari yang lalu
Pulitik Jero | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Nagara | 5 hari yang lalu
Ékobis | 6 hari yang lalu
Kaamanan | 5 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu