STASA Gallery: Saat Seni, UMKM, dan Pemerintah Bertemu dalam Satu Ruang Visi

RMBANTEN.COM - Tangsel — Di tengah geliat ekonomi perkotaan yang makin padat, hadir satu titik cahaya dari selatan Jakarta: STASA Gallery.
Bukan sekadar ruang pamer lukisan, tapi oase kreatif yang mengawinkan seni rupa dengan denyut ekonomi UMKM. Peresmiannya, Minggu (8/6/2025), di Serpong, bukan sekadar acara biasa—ia menjadi panggung kolaborasi, dari rakyat untuk rakyat, dan diapresiasi elite.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan menyebut kehadiran STASA sebagai langkah konkret mendukung ekonomi kerakyatan berbasis kreativitas.
“Kami selaku Pemkot Tangsel pastinya akan mendukung program dari STASA Gallery ini, tentunya untuk memajukan UMKM yang ada,” kata Pilar dalam acara bertajuk Grand Inauguration of STASA Gallery dan penutupan pameran tunggal ke-51 Masdibyo, maestro lukis yang kini mendedikasikan hidupnya untuk seniman muda Indonesia.

Tak hanya kepala daerah, acara ini juga dihadiri oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Adanya galeri seperti ini adalah contoh nyata sinergi antara kreativitas dan ekonomi. Semoga terus menjadi inspirasi bagi daerah lain," ujar SBY.
Seni yang Menyentuh Pasar, UMKM yang Bernapas Budaya
Mengusung tema “Bongkahan Emas di STASA”, galeri ini berdiri di atas gedung megah milik pasangan pengusaha Yudi & Yanti. Tapi bukan soal properti—melainkan visi yang tertanam sejak 2018: mengubah ruang kosong menjadi mesin kreatif yang berdenyut.
Yanti, pemilik STASA Building, menyampaikan bahwa gagasan ini tumbuh dari persahabatan dan kesamaan misi dengan Masdibyo: menghadirkan ruang seni yang hidup, membumi, dan menopang masyarakat.
Kini, STASA Gallery telah mempekerjakan 30 karyawan dari lingkungan sekitar, menjadi pusat pemberdayaan UMKM yang nyata, bukan hanya slogan.
Masdibyo sendiri menutup pameran tunggalnya yang ke-51 di tempat ini—penanda bahwa ruang seni bukan hanya untuk elite, tapi untuk rakyat.
Raja Media Banten mencatat:
STASA bukan sekadar galeri. Ia adalah metafora dari ekonomi gotong-royong: ketika seni tak hanya dipajang, tapi dihidupi. Ketika UMKM tak hanya dipromosikan, tapi diberdayakan. Ketika pemerintah tak hanya hadir di podium, tapi bekerja bersama warga.
Dari Serpong, langkah kecil ini bisa menjalar menjadi gerakan nasional. Karena seni dan UMKM adalah dua sayap ekonomi manusiawi—yang bisa membuat kota seperti Tangsel terbang lebih tinggi.
Pulitik Jero 6 hari yang lalu

Warta Banten | 5 hari yang lalu
Pendidikan | 4 hari yang lalu
Ékobis | 5 hari yang lalu
Warta Banten | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Ékobis | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Info haji | 6 hari yang lalu