Sekolah Rakyat Butuh 60.000 Guru, Pemerintah Siapkan Dua Skema Kurikulum

RMBANTEN.COM - Jakarta, Raja Media — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa sekolah rakyat membutuhkan 60.000 guru untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di seluruh Indonesia.
"Tadi disampaikan 60.000 guru kebutuhannya," ujar Abdul Mu'ti kepada wartawan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/3).
Meski demikian, Mu'ti belum dapat memastikan apakah kebutuhan puluhan ribu guru ini akan dipenuhi dari tenaga pengajar yang sudah ada atau melalui rekrutmen baru. Pemerintah, kata dia, masih dalam tahap pembahasan untuk menentukan skema yang paling tepat.
"Ya itu nanti kita cari skemanya. Apakah mendistribusikan guru yang sudah ada atau merekrut tenaga baru. Masih dalam proses pembahasan," kata dia.
Dua Skema Kurikulum
Selain membahas kebutuhan tenaga pendidik, Mu'ti juga menyebut pemerintah telah menyiapkan dua skema kurikulum untuk sekolah rakyat.
Pertama, sekolah rakyat bisa mengikuti kurikulum sekolah unggul yang memiliki standar internasional. Skema ini berada di bawah tanggung jawab Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Mendiktisaintek).
"Kalau sekolah unggul, itu standar internasional, seperti sekolah unggul Garuda," ujarnya.
Kedua, sekolah rakyat dapat mengikuti kurikulum yang berlaku secara nasional saat ini.
"Kurikulumnya bisa mengikuti yang sudah berlaku di Indonesia saat ini," tambahnya.
Pemerintah saat ini masih mengkaji lebih lanjut bagaimana skema kurikulum dan distribusi tenaga pengajar ini akan diterapkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan sekolah rakyat dapat berjalan optimal dalam memberikan akses pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat.
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Nagara | 4 hari yang lalu
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Nagara | 3 hari yang lalu
Ékobis | 3 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Kaamanan | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 6 hari yang lalu