Punya Alat Ukur Sendiri, Pemkot Bantah Kualitas Udara Tangsel Terburuk
RMBanten.com - Tangsel - Kota Tangerang Selatan, kualitas udaranya, disebut terburuk di Indonesia.
Hal itu seiring tingkat polusi udara yang dirilis IQAir per Jumat 11 Agustus 2023, bahwa kualitas udara di Tangsel saat ini mencapai indeks 170.
Angka tersebut menandakan kualitas polusi udara di Tangsel dinilai tidak sehat.
Bahkan menjadi yang terburuk di Indonesia.
Rilis IQAir yang menyebut kualitas udara Tangsel terburuk, kemudian dibantah Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
DLH memastikan udara Tangsel aman dihirup, sebab unsur dalam partikel masih sehat.
Kepastian aman dihirup dan berbeda metode pengukurannya dengan indeks yang disebutkan IQ Air.
Kepala DLH Tangsel Wahyunoto beralasan pihaknya punya alat pengukur kualitas udara sendiri.
Alat tersebut diklaim dapat mendeteksi 5 unsur berbahaya dalam partikel di udara.
"Kalau kami di Dinas LH Tangsel, mempunyai alat yang juga mampu mengukur atau mengetahui unsur di dalam partikel yang ada," ujar Wahyunoto mengutip laman Disway, Jumat (11/8).
Menurut Wahyunoto, ada 5 unsur partikel yang bisa diketahui dari alat yang dimiliki Pemkot. Dari mulai dioksin, arsenik, kemudian sulfur dioksida, kemudian karbon monoksida, satu lagi magnesium dioksida.
"Kenapa hanya 5 yang diukur di alat kami, 5 kandungan inilah yang beracun, kalau partikel di udara mengandung 5 unsur ini, itu sangat berbahaya," imbuhnya. '
Wahyunoto mengatakan, berdasarkan alat ukur DLH Tangsel, tidak ditemukan 5 unsur berbahaya tersebut.
Wahyu mengatakan memang masih ditemui sejumlah partikel yang berterbangan di udara, tetapi tidak berbahaya.
Wahyunoto menilai untuk melakukan pengukuran dan metode untuk menyimpulkan kualitas udara di tempatnya, tidak dapat di satu titik.
“Alat yang mereka (IQ Air) gunakan itu hanya mengukur ukuran partikel di udara yang disebut PM, itu particular meter. Jadi kalau alat mengukur partikular meter itu banyak dijual dimana-dimana, serta bisa digunakan oleh siapa pun,” jelas Wahyunoto.
“Tangsel itu kan wilayahnya luas, lebih kurang 47 ribu Km persegi. 7 kecamatan, 54 kelurahan. Jangan diambil satu sampel udara dan diambilnya. Mungkin disitu lagi banyak debu berterbangan, atau ada asap warga bakar sampah, diambil kesimpulan. Ini perlu kita cermati,” sambungnya.
Adapun alat pengukur udara yang digunakan DLH Tangsel yaitu alat HVAS (High Volume Air Sampler) yang terakreditasi oleh laboratorium KAN.
Pihaknya dengan alat itu melakukan pemantauan sesuai PP 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan dan perlindungan lingkungan hidup.
"Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di tanggal 10 Agustus 2023 berada di angka 94 dengan baku mutu PM 2,5," kata Wahyunoto.
Dari angka dan pemantauan udara dengan alat serta Laboratorium Penguji (LP) terakreditasi KAN, kualitas udara Tangsel masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.
Pemantauan melalui HVAS tersebut dilakukan di empat lokasi yang tersebar di Kecamatan Setu, Pondok Aren, Serpong hingga Ciputat Timur.
Selain dengan alat HVAS itu, dilakukan monitoring secara real time dari Sistem Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA) di Taman Kesehatan, Serpong.
SPKUA di Taman Kesehatan Serpong secara terus menerus mengukur dan menguji kualitas udara secara real time.
Alat SPKUA itu dipakai melakukan pemantauan terhadap 7 parameter yaitu PM10, PM2,5, SO2, CO, O3, NO2 dan HC.
"Hasilnya (di Tangsel) tidak ada tingkat mutu udara yang bersifat merugikan, meningkatkan risiko hingga merugikan kesehatan," tegasnya.
Sebelumnya, Pemantauan Indeks Kualitas Udara IQAir mencatat kualitas udara di Wilayah Tangerang Selatan masuk kategori tidak sehat.
Dalam data IQAir, Tangerang Selatan menduduki posisi teratas dengan tingkat polusi udara di angka 170 dengan partikulet (PM) 2.5, pada Jumat, 11 Agustus 2023
IQAir memberikan beberapa saran untuk melindungi dari polusi udara yang buruk di Tangsel.
Di antaranya mengenakan masker jika beraktivitas di luar rumah, menutup jendela rumah untuk menghindari udara luar yang kotor, menyalakan penyaring udara dan hindari aktivitas outdoor seperti bersepeda.
Cuaca di Tangerang Selatan juga terpantau kurang bagus. Cuaca di Tangerang Selatan hari ini dinilai berkabut alias berawan.
Suhu di kota ini mencapai 30 derajat celcius, masih terbilang normal. Kelembabannya berkisar 61 persen, ada potensi terjadi hujan di sore dan malam hari.
Berputaran angin di wilayah Tangerang Selatan ini berada di 9,3 km/jam. Lalu tekanan udaranya capai 1008 mbar.
Selain terburuk di Tangerang Selatan, kualitas polusi udara terburuk yang kedua yaitu ada di Kota Tangerang.
Indeks kualitas udara di Kota Tangerang mencapai 165. Lalu peringkat ketiga ada di Kabupaten Serang, Banten dengan indek kualitas polusi mencapai 162.
Selanjutnya peringkat keempat dengan tingkat polusi udara terburuk ada di Jakarta dengan indeks kualitas udara menyentuh 161.
Nasional 6 hari yang lalu
Keamanan | 6 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Ekbis | 6 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu