Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

PSU Usai, Saatnya Berdamai dan Bekerja

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Minggu, 20 April 2025 | 04:00 WIB
PSU Kabupaten Serang usai, saatnya berdamai dan bekerja - Ilustrasi/RMN -
PSU Kabupaten Serang usai, saatnya berdamai dan bekerja - Ilustrasi/RMN -

RMBANTEN.COM - PILKADA ulang itu akhirnya selesai juga.
Setelah perdebatan panjang. Setelah semua pihak merasa paling benar. Setelah ribuan kata keluar. Setelah sekian energi habis untuk membela jago masing-masing.
 

Tapi semua harus berakhir. Dan kini… ya, sudah waktunya berdamai.
 

Saya jadi ingat satu kisah di Jepang.
Tahun 1955, dua perusahaan elektronik saling bersaing ketat: Matsushita dan Sony. Dua-duanya ingin jadi nomor satu. Tapi setelah beberapa tahun, kedua CEO-nya saling bertemu—bukan untuk bersekutu, tapi untuk sepakat: kita bertarung sehat, lalu tetap minum teh bersama setelahnya.
 

Tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah. Yang ada: siapa lebih banyak memberi manfaat.
 

Pilkada ulang ini memang keras. Seperti final Liga Champions, tapi dimainkan di kampung sendiri. Semua tahu siapa jagoannya. Semua kenal siapa yang mencalon. Maka ketika satu menang, satu pasti kalah.

Tapi menang dan kalah di pilkada itu biasa.
Yang luar biasa adalah mereka yang menang tapi tidak jumawa. Yang kalah tapi tetap besar hati.

 

Dalam politik, perbedaan adalah niscaya.
Seperti dua sisi mata uang yang tetap satu nilai.
 

Andika Hazrumy dan Ratu Zakiyah sudah memberikan segalanya. Gagasan, tenaga, loyalitas pendukung, bahkan emosi. Tapi sekarang, bukan saatnya melihat siapa lebih banyak suara. Melainkan: siapa lebih siap merangkul semua.

 

Yang menang jangan tinggi hati.
Yang kalah jangan patah semangat.
Karena pembangunan tidak mengenal warna politik.
 

Karena tugas kita sekarang bukan membahas siapa yang lebih banyak suara. Tapi siapa yang lebih cepat bekerja.

 

Di luar sana, warga masih berjualan di bawah tenda robek.
Anak-anak belajar di sekolah yang bocor.
Petani masih mengeluh soal pupuk, buruh menanti kepastian.

 

Mereka tidak terlalu peduli siapa Bupati terpilih.
Yang mereka tunggu hanya satu:
Kapan hidup mereka berubah?
 

Kabupaten Serang sedang menunggu.
Jalan yang berlubang, pasar yang becek, anak-anak yang sekolahnya butuh perhatian. Mereka tak peduli siapa bupatinya. Mereka hanya ingin hidupnya sedikit lebih baik dari kemarin.
 

Maka saya ingin menyapa semua:

Yang tadi bertarung, kini waktunya saling rangkul.
Yang sempat debat, kini waktunya duduk satu meja.
Yang punya program, mari wujudkan bersama-sama.
 

Karena mencoblos hanya sehari.
Tapi jadi saudara… itu selamanya.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
Ilustrasi -
Matahari Kembar
Rabu, 16 April 2025
Ilustrasi  Ratu Zakiyah Vs Andika Hazrumy di Pilkada Kabupate Serang - Dok RMN -
Pilkada Ulang, Dinasti Pulang?
Selasa, 15 April 2025
- Ilustrasi/RMN -
Evakuasi Itu… Relokasi?
Minggu, 13 April 2025
Ilustrasi -
Lancar Karena Lesu?
Jumat, 11 April 2025