Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Pemerintah Siapkan Rp2 Triliun untuk Selamatkan Mangrove Indonesia

Laporan: Iyan Sopian
Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:40 WIB
Wapres RI Giran Rakabuming Raka, Menteri KLH Hanif Faisol Nurofiq, dan Gubernur Banten Andra Soni saat penanaman mangrove di kawasan Ketapang Urban Aquaculture, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Senin (27/10/2025). Biro Adpimpro Banten -
Wapres RI Giran Rakabuming Raka, Menteri KLH Hanif Faisol Nurofiq, dan Gubernur Banten Andra Soni saat penanaman mangrove di kawasan Ketapang Urban Aquaculture, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Senin (27/10/2025). Biro Adpimpro Banten -

RMBANTEN.COM - Tangerang, Mangrove - Pemerintah terus memperkuat komitmen terhadap rehabilitasi ekosistem mangrove nasional yang kian kritis. Dari total 3,44 juta hektare luas kawasan mangrove di Indonesia, sekitar 750 ribu hektare di antaranya telah rusak dan hilang.
 

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyebutkan, pemerintah telah menyiapkan dana lebih dari Rp2 triliun untuk mempercepat upaya rehabilitasi tersebut.
 

“Bapak Wakil Presiden mengingatkan kembali komitmen Presiden Prabowo terhadap penanganan mangrove yang rusak. Hari ini sudah ada dana hampir Rp2 triliun lebih, dan sampai saat ini telah terrehabilitasi sekitar 13 ribu hektare,” ujar Hanif di Kabupaten Tangerang, Senin (27/10/2025).
 

"Jangan Tunggu Parah, Harus Segera Diselamatkan"
 

Hanif menegaskan, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan perhatian khusus terhadap kondisi mangrove di berbagai daerah pesisir Indonesia.
 

“Wapres meminta kami mencarikan terobosan pendanaan agar rehabilitasi 750 ribu hektare mangrove bisa dipercepat. Beliau ingin agar upaya penyelamatan ekosistem ini tidak berhenti di angka simbolik,” tutur Hanif.
 

Ia menambahkan, Wapres Gibran juga menyoroti langsung kondisi pesisir utara Tangerang yang mengalami penurunan permukaan tanah dan abrasi parah.
 

“Mangrovenya sudah tipis sekali dan air laut makin naik. Ini sudah mengancam kawasan permukiman pesisir,” katanya.
 

Mangrove Indonesia Nomor Satu di Dunia, Tapi Banyak yang Hilang
 

Hanif mengingatkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Namun ironisnya, sebagian besar kawasan itu kini mengalami degradasi.
 

“Hutan mangrove kita nomor satu di dunia, tapi faktanya banyak yang hilang. Karena itu, arahan Wapres sangat jelas: hutan mangrove di pesisir seluruh Indonesia harus ditangani dengan sungguh-sungguh,” ujarnya menegaskan.
 

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan, Ade Tri Ajikusumah, menambahkan bahwa kondisi di lapangan sudah mengkhawatirkan.
 

“Dari luas 1.603 hektare kawasan hutan lindung mangrove di pesisir Tangerang, kini hanya tersisa sekitar 500 hektare. Sisanya berubah fungsi menjadi lahan tambak dan pemukiman,” ungkap Ade.
 

Jaga Pesisir, Jaga Masa Depan
 

Kementerian Lingkungan Hidup kini tengah menyiapkan langkah lanjutan berupa kolaborasi lintas kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat pesisir.
 

“Rehabilitasi mangrove bukan hanya soal pohon, tapi juga soal masa depan ekosistem pesisir dan kehidupan manusia di dalamnya,” kata Hanif.
 

Ia menegaskan, pemulihan mangrove akan terus dipantau hingga seluruh kawasan kritis dapat direstorasi secara bertahap.
 

“Kalau mangrove kita hilang, garis pantai akan hilang, dan masyarakat pesisir yang paling pertama jadi korban,” pungkasnya.rajamedia

Komentar: