Lancar Karena Lesu?

RMBANTEN.COM - SAYA ikut mudik tahun ini.
Lewat tol Rangkasbitung. Sambung ke Tol Dalam Kota. Naik ke jembatan MBZ yang panjang dan lengang. Lalu keluar Cileunyi. Masuk Leles, Garut. Arah Singaparna. Tujuan saya: Rawa Linggawangi, kaki Gunung Galunggung.
Biasanya, Garut selalu jadi titik lelah. Leles jadi titik jenuh. Tapi tahun ini, saya hampir tak percaya: semuanya lancar.
Anak saya tertidur, lalu terbangun, lalu tertidur lagi—dan ketika bangun kedua kali, kami sudah hampir sampai. Tidak ada sumpah serapah di jalan. Tidak ada antrean mengular. Tidak ada drama rest area penuh.
Saya senang. Tapi juga bertanya-tanya:
Kenapa tahun ini terasa begitu mudah?
Data Tak Pernah Bohong*
Total kendaraan keluar Jakarta H-10 hingga H-1 Lebaran:
- 2024: 1.757.857 kendaraan
- 2025: 1.765.102 kendaraan
Kenaikan: 0,41%
Kalau dihitung sampai H+1:
- 2024: 1.953.000 kendaraan
- 2025: 1.963.152 kendaraan
Kenaikan: 0,5%
Tipis. Sangat tipis. Bahkan terasa stagnan.
Yang lebih mengejutkan adalah arus ke arah barat:
GT Cikupa (arah Merak):
2024: 793.000 kendaraan → 2025: 491.987 kendaraan
Turun 38%.
Sementara arah timur dan selatan justru naik:
- Kalihurip (Bandung): naik 3,2%
- Ciawi (Puncak): naik 5,7%
Apa maknanya semua ini?
Lancar karena Polisi, atau Karena Sepi?
Saya lihat langsung: petugas berjaga. Polisi siap. Contra flow tertib. Sistem manajemen lalu lintas makin pintar. Digitalisasi jalan tol makin terasa.
Tapi apakah kelancaran ini hanya karena kerja sistem yang makin rapi, atau karena memang jumlah kendaraan tidak tumbuh signifikan?
Mungkin karena ekonomi belum benar-benar bangkit.
Atau karena gaya mudik sudah berubah.
Dulu satu mobil diisi rame-rame, sekarang satu keluarga kecil bawa satu mobil sendiri. Jumlah kendaraan naik, tapi jumlah orang tidak.

Mudik yang Sepi, Tapi Menggugah
Saya tetap bersyukur.
Bisa mencium tangan Uwa - kaka ibu/pengganti ibu- yang sudah tiada. Bisa menatap hijaunya sawah di kaki Galunggung. Bisa mendengar suara takbir dari surau kecil yang dingin.
Tapi saya juga merasa, ada yang hilang.
Warung-warung di pinggir jalan tidak ramai. Pasar tumpah tidak sehidup dulu. Pedagang oleh-oleh di Leles tampak duduk menunggu. Sepi.
Mudik tahun ini lancar. Tapi sunyi.
Harapan Tahun Depan
Tahun depan saya ingin tetap mudik.
Saya ingin jalanan tetap lancar. Tapi karena sistem kita hebat, bukan karena rakyat makin hemat. Saya ingin ekonomi rakyat makin kuat, bukan makin menahan diri.
Karena mudik bukan hanya soal sampai kampung halaman. Tapi juga soal bagaimana ekonomi bergerak bersama cinta dan rindu.
Dari Rawa Linggawangi, kaki Gunung Galunggung, saya menulis ini.
Dengan hati yang penuh syukur—dan pikiran yang terus bertanya.
Wallahualam-
*Data diolah dari beberapa portal nasional
Kaamanan | 6 hari yang lalu
Mancanagara | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Gaya Hirup | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Warta Banten | 2 hari yang lalu
Gaya Hirup | 5 hari yang lalu
Nagara | 3 hari yang lalu