Kementerian UMKM Salurkan Rp1,88 M untuk 6 UMKM Pangan Inovatif Lewat BISLAF 2025
RMBANTEN.COM - Yogyakarta, UMKM - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berhasil mencatatkan komitmen pendanaan sebesar Rp1,88 miliar dari berbagai lembaga keuangan untuk enam pelaku UMKM sektor pangan inovatif melalui Program Bisnis Layak Funding (BISLAF) 2025.
Pencapaian ini menjadi sinyal positif bagi meningkatnya kepercayaan lembaga pembiayaan terhadap potensi usaha pangan inovatif.
Staf Ahli Bidang Hukum dan Kebijakan Publik Kementerian UMKM, Reghi Perdana, menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan Business Pitching & Matching BISLAF UMKM Pangan Inovatif 2025 di Yogyakarta, Kamis (20/11/2025).
Meski demikian, ia menegaskan bahwa tantangan pendanaan masih menjadi hambatan utama bagi UMKM sektor ini.
Perluasan Akses Melalui Instrumen Keuangan Modern
Reghi menekankan pentingnya perluasan akses pembiayaan melalui instrumen keuangan modern.
“Karena itu, perluasan akses melalui instrumen keuangan modern seperti fintech peer-to-peer lending, sukuk syariah, hingga skema urun dana menjadi sangat penting,” ujarnya.
Program BISLAF menyediakan pendampingan intensif selama dua bulan untuk meningkatkan kesiapan UMKM dalam mengakses pendanaan dari perbankan, investor, maupun skema pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kontribusi UMKM untuk Program Makan Bergizi Gratis
Reghi juga menyoroti kontribusi UMKM dalam penyediaan pangan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG), program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto.
“UMKM berkontribusi besar pada penyediaan pangan untuk program MBG. Ini bukan hanya tentang gizi anak, tetapi juga penguatan ekonomi daerah,” katanya.
Penguatan sektor pangan inovatif ini selaras dengan kontribusi signifikan industri makanan dan minuman yang menyumbang 6,9 persen dari total output industri pengolahan Indonesia pada 2024.
Peningkatan Signifikan Kesiapan Usaha Peserta
Direktur INOTEK Foundation, Ivi Anggraeni, memaparkan hasil monitoring BISLAF yang menunjukkan peningkatan signifikan pada kesiapan usaha dan kedisiplinan pengelolaan keuangan peserta.
“Sebanyak 85 persen peserta kini lebih siap mengajukan pembiayaan, 75 persen telah rutin mencatat keuangan, dan 80 persen mengalami peningkatan kemampuan manajemen keuangan,” ujar Ivi.
Dari 110 peserta BISLAF 2025 wilayah Banten dan Yogyakarta yang didampingi, kebutuhan pembiayaan tercatat mencapai Rp26,7 miliar. Program ini melibatkan sembilan investor, lembaga keuangan, dan mitra strategis, termasuk BNI, BRI, BSI, Mandiri, dan sejumlah mitra Dapur SPPG.
Pendampingan Intensif untuk 110 UMKM
Asisten Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Usaha Kecil Kementerian UMKM, Ali Manshur, menegaskan BISLAF 2025 menjadi salah satu strategi peningkatan akses pembiayaan melalui pendampingan menyeluruh. Lebih dari 600 UMKM pangan inovatif mengikuti proses seleksi, dan 110 UMKM telah menerima pendampingan intensif selama dua bulan sejak awal Oktober 2025.
Program BISLAF diharapkan dapat semakin memperluas akses pembiayaan bagi UMKM pangan inovatif, sehingga mampu berkontribusi lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.![]()
Hukum | 4 hari yang lalu
Patandang | 13 jam yang lalu
Hukum | 2 hari yang lalu
Ékobis | 3 hari yang lalu
Nagara | 5 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Info haji | 11 jam yang lalu
Warta Banten | 2 hari yang lalu
Gaya Hirup | 5 hari yang lalu