Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Kampung Halaman

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Kamis, 03 April 2025 | 16:21 WIB
Ilustrasi lebaran 1446 H - Foto: Istimewa/RMB -
Ilustrasi lebaran 1446 H - Foto: Istimewa/RMB -

RMBANTEN.COM - MUDIK sudah selesai. Tiket balik ke kota sudah di tangan.
 

Tapi hati masih tertinggal di kampung halaman.
 

Selalu begitu.
 

Berangkat dengan rindu, pulang dengan kenangan.
 

Tak Pernah Benar-benar Pergi
 

Kampung halaman itu aneh. Ia tidak pernah benar-benar kita tinggalkan.
 

Secara fisik, iya. Kita merantau. Kita menetap di kota. Kita membangun hidup di tempat lain.
 

Tapi ada sesuatu yang tetap tertinggal di sana.
 

Bau tanah pagi hari. Suara ayam berkokok. Warung kopi di pojokan gang. Jalanan kecil yang dulu sering dilalui tanpa alas kaki.
 

Hal-hal yang tampak sepele. Tapi justru itu yang membuat kita selalu ingin kembali.
 

Orang Tua yang Makin Sepi
 

Di kota, kita sibuk. Meeting pagi, deadline sore, macet di jalan.
 

Di kampung, mereka menunggu.
 

Orang tua yang dulu sigap menggendong kita, kini jalannya mulai tertatih.
Tetangga yang dulu sering menegur, kini lebih banyak diam.
Rumah yang dulu riuh, kini hanya dihuni oleh sepi.
 

Mereka tidak pernah protes. Tidak pernah mengeluh.
 

Hanya berharap, kapan anak-anaknya pulang lagi.
 

Kampung yang Tak Lagi Sama
 

Ada yang aneh setiap kali pulang.
 

Sawah yang dulu luas, kini berubah jadi ruko.
Lapangan tempat bermain, kini jadi tempat parkir.
Sungai tempat mandi, kini keruh tak terurus.
 

Kampung halaman berubah. Seperti kita yang juga berubah.
 

Tapi ada satu yang tidak berubah: rasa rindu.
 

Lebih dari Sekadar Mudik
 

Kita pulang. Kita bertemu keluarga. Kita melepas rindu.
 

Lalu pergi lagi. Tahun depan, ritual yang sama terulang.
 

Sampai kapan?
 

Mungkin sudah waktunya kita tidak hanya pulang untuk berkunjung. Tapi benar-benar hadir.
 

Mungkin sudah waktunya kita tidak hanya membawa oleh-oleh. Tapi juga membawa kepedulian.
 

Karena sejauh apa pun kaki melangkah, kampung halaman akan selalu menjadi tempat untuk kembali.
 

Bukan hanya untuk kita. Tapi juga untuk mereka yang menunggu di sana.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA