Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Kabel Semrawut Ditertibkan, Sachrudin Gercep Tata Estetika & Keamanan Kota

Laporan: Maya Aul
Kamis, 24 Juli 2025 | 15:35 WIB
Wali Kota Tangerang Sachrudin secara simbolis memotong kabel memindahkan ke bawah tanah. - Foto: Dok Pemkot Tangerang -
Wali Kota Tangerang Sachrudin secara simbolis memotong kabel memindahkan ke bawah tanah. - Foto: Dok Pemkot Tangerang -

RMBANTEN.COM - Tangkot, Tata Kota — Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali menunjukkan komitmennya dalam menata kota yang rapi, aman, dan nyaman. 
 

Melalui program penataan kabel udara menjadi sistem ducting bawah tanah, Wali Kota Tangerang H. Sachrudin memimpin langsung relokasi kabel fiber optik (FO) di Jalan Lio Baru, Kecamatan Batuceper.
 

“Relokasi kabel ini bukan hanya soal estetika, tapi juga menyangkut keselamatan masyarakat,” tegas Sachrudin usai memotong kabel secara simbolis, Kamis (24/07).
 

Sebanyak 850 meter kabel udara diturunkan dan ditanam menggunakan sistem subducting utilitas bersama. Penataan ini melibatkan 13 provider jaringan telekomunikasi dan akan diperluas hingga total 2 kilometer sepanjang Jalan Lio Baru. Tahap selanjutnya akan menyasar Jalan Sitanala dan titik strategis lainnya.
 

“Kabel yang menjuntai rendah itu membahayakan pejalan kaki. Ini langkah nyata kita menanggapi keluhan masyarakat,” ujarnya.
 

13 Provider Kompak Tertibkan Kabel Udara di Lio Baru
 

Kepala Dinas PUPR Kota Tangerang, Taufik Syahzeini menjelaskan bahwa sistem subducting memungkinkan efisiensi dan keteraturan jaringan.
 

"Ada 13 provider yang ikut relokasi. Tujuannya agar infrastruktur bawah tanah kita lebih tertata dan tidak semrawut," jelasnya.
 

Langkah ini adalah bagian dari program jangka panjang penataan kota. Tidak hanya kabel, Wali Kota juga meninjau pembangunan turap di Kali Ledug, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk—wilayah yang rawan banjir.
 

“Alamanda itu dulunya tanggul tanah. Sekarang kita bangun turap sepanjang 310 meter agar warga tidak lagi khawatir akan luapan air,” ujar Sachrudin.
 

Ia meminta agar camat dan lurah ikut mengawasi pelaksanaan proyek demi hasil yang optimalrajamedia

Komentar: