Evakuasi Jemaah dari Muzdalifah Molor, Dirjen PHU Ungkap Penyebannya!

RMBANTEN.COM - Makkah, Puncak Haji – Proses pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah menuju Mina kembali menyisakan catatan kritis.
Jadwal yang semestinya rampung pada pukul 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS), molor hingga 40 menit. Penyebabnya? Macet, antrean bus yang tak terkoordinasi, dan kepanikan jemaah di lapangan.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengakui, ada dinamika serius dalam proses evakuasi jemaah pada Sabtu, 7 Juni 2025.
“Realisasi di lapangan, pemberangkatan dimulai tepat waktu. Tapi keseluruhan proses evakuasi baru tuntas pukul 09.40 WAS. Terlambat 40 menit dari target,” ungkap Hilman di Makkah.
Bus Terlambat, Jemaah Resah
Menurut Hilman, awalnya evakuasi berjalan sesuai rencana. Namun mulai pukul 00.00 WAS, antrean panjang dan ketidakkonsistenan jadwal kedatangan bus mulai menimbulkan keresahan di kalangan jemaah.
“Jemaah mulai khawatir. Banyak yang kelelahan. Sebagian bahkan membuka pagar dan memutuskan jalan kaki ke Mina,” kata Hilman.
Jemaah Jalan Kaki, Lalu Lintas Macet Total
Masifnya arus jalan kaki jemaah dari berbagai maktab, terutama Jumat pagi (6/6/2025), makin memperparah kemacetan di jalur shuttle bus. Lansia dan jemaah berisiko tinggi pun ikut terdampak.
“Kami imbau agar lansia dan risti tetap menunggu bus. Tapi situasi sudah sulit dikendalikan. Arus pejalan kaki justru memperparah kemacetan,” jelasnya.
PPIH Kirim Sinyal SOS ke Pemerintah Saudi
PPIH Arab Saudi tak tinggal diam. Pukul 03.12 WAS, permintaan darurat dikirim ke Kemenhaj Saudi untuk intervensi dan percepatan suplai bus. Lalu pukul 06.51 WAS, permintaan bantuan logistik disampaikan lagi: air minum, makanan ringan, hingga pelindung panas.
“Alhamdulillah pukul 08.50 WAS, empat kontainer logistik datang. Ini sangat membantu jemaah yang masih tertahan di Muzdalifah,” ujar Hilman.
Permohonan Maaf dan Evaluasi
Hilman menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan jemaah. Ia menggarisbawahi pentingnya koordinasi lintas pihak, terutama saat fase kritis seperti perpindahan dari Muzdalifah ke Mina.
“Langkah mitigasi kami berhasil mencegah dampak lebih buruk. Tapi ini jadi pelajaran besar,” tegasnya.
“Kami juga berterima kasih kepada Pemerintah Saudi atas respons cepat dan dukungan logistiknya,” tambah Hilman.
Catatan Raja Media:
Perjalanan dari Muzdalifah ke Mina seharusnya jadi fase yang paling krusial. Tapi justru menjadi titik rawan karena lemahnya koordinasi teknis. Tahun depan, mitigasi tak boleh lagi sekadar reaktif. Butuh skenario darurat yang disiapkan matang dan dijalankan cepat.
Pulitik Jero | 4 hari yang lalu
Pulitik Jero | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Ékobis | 4 hari yang lalu
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Ékobis | 4 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Pamenteun | 6 hari yang lalu