Waktu Terbatas, Amal Tak Terbatas

RMBANTEN.COM - SETIAP Ramadan datang, kita selalu berkata: “Waktu terasa cepat berlalu.”
Baru mulai puasa, tiba-tiba sudah pertengahan bulan. Lalu tak terasa, sudah di sepuluh hari terakhir.
Lalu apa yang sudah kita lakukan?
Ramadan adalah bulan istimewa. Tapi jika kita tidak mengisinya dengan amal saleh, bulan ini akan berlalu begitu saja.
Kita sibuk dengan sahur dan berbuka, tapi lupa memperbanyak ibadah.
Kita rajin tarawih, tapi shalat lima waktu masih sering terlambat.
Kita berlomba-lomba sedekah di depan kamera, tapi masih enggan membantu tanpa ada sorotan.
Padahal, kata Umar bin Khattab:
"Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab. Timbanglah amalmu sebelum amalmu ditimbang."
Kalau Ramadan ini tidak kita manfaatkan, lalu kapan lagi?
Bukan Bulan Rebahan
Banyak yang menganggap Ramadan adalah bulan untuk santai.
Tidur lebih banyak. Pekerjaan ditunda. Target ibadah dibuat asal-asalan.
Padahal, Ramadan bukan untuk bermalas-malasan. Ramadan adalah bulan perjuangan.
Perang Badar terjadi di bulan Ramadan. Penaklukan Makkah juga di bulan Ramadan.
Artinya?
Ramadan bukan alasan untuk lemah. Justru ini saatnya memperkuat amal.
Tapi di negeri ini, Ramadan sering hanya jadi seremoni.
Masjid penuh saat tarawih, tapi kosong saat subuh.
Pejabat rajin berbuka bersama rakyat, tapi setelah Ramadan justru menindas rakyat.
Politisi sibuk berbagi sembako, tapi tetap menguras uang negara.
Kita mengeluh harga bahan pokok naik, tapi lupa bahwa korupsi adalah penyebabnya.
Sementara rakyat susah berbuka dengan makanan sederhana, ada pejabat yang berbuka di hotel bintang lima.
Kata Imam Syafi’i:
"Waktu itu seperti pedang. Jika engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan menebasmu."
Jika Ramadan ini hanya jadi ajang pencitraan, maka bangsa ini tidak akan pernah berubah.
Ramadan untuk Amal Saleh
Ramadan bukan sekadar menggugurkan kewajiban puasa. Ini kesempatan untuk memperbaiki diri dan negeri.
Bukan hanya tarawih, tapi juga shalat sunah lainnya.
Bukan hanya sedekah besar di awal bulan, tapi juga konsisten berbagi sepanjang tahun.
Bukan hanya membaca Al-Qur’an cepat-cepat agar khatam, tapi memahami dan mengamalkannya.
Bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menahan diri dari korupsi dan ketidakadilan.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata:
"Jangan menjadi orang yang hanya sibuk mengumpulkan dunia, tapi lupa menyiapkan bekal untuk akhirat."
Jangan sampai Ramadan hanya jadi rutinitas tahunan tanpa perubahan nyata.
Jangan sampai kita terus mengeluh tentang negeri ini, tapi tidak ikut berbuat sesuatu.
Karena setelah Ramadan, bangsa ini masih tetap butuh perubahan.
Dan perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri.
Warta Banten | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Kaamanan | 6 hari yang lalu
Kaamanan | 6 hari yang lalu
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Nagara | 3 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Nagara | 2 hari yang lalu
Ékobis | 2 hari yang lalu