Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo

Laporan: Raja Media Network
Sabtu, 08 Maret 2025 | 09:40 WIB
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo. -- Foto: Dok DPR -
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo. -- Foto: Dok DPR -

RMBANTEN.COM - Cilegon, Raja Media – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo, menyoroti kondisi PT Krakatau Steel yang terus mengalami kerugian hingga triliunan rupiah setiap tahunnya. 
 

Menurutnya, perusahaan baja pelat merah ini perlu mendapatkan dukungan serius dari pemerintah dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) agar bisa bangkit dan bersaing di tengah gempuran baja impor.
 

"Kami melihat industri baja ini sangat strategis, tapi di balik itu, Krakatau Steel terus mengalami kerugian bahkan sempat disebut bangkrut. Ini harus segera disupport dengan kebijakan yang tepat agar bisa menjadi industri baja yang membanggakan," kata Eko dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Jumat (7/3).
 

Krakatau Steel dan Himbara, Perlu Kolaborasi Nyata
 

Eko juga menekankan bahwa industri baja nasional harus mendapatkan perlindungan lebih kuat dari pemerintah. Salah satu cara yang ia dorong adalah kerja sama dengan Himbara untuk membantu pemulihan keuangan Krakatau Steel.
 

Meski ada sejarah kurang baik antara Krakatau Steel dan Himbara, ia meminta agar bank-bank pelat merah tidak tinggal diam dan tetap mendukung industri baja dalam negeri.
 

"Dalam 10 tahun ke depan, pembangunan infrastruktur di Indonesia akan meningkat pesat, kebutuhan baja kita juga pasti naik. Tapi kenapa industri baja nasional justru tidak bisa menikmati peluang ini? Nah, ini yang harus diperbaiki, dan Himbara harus ikut berperan," jelasnya.
 

DPR Dorong Regulasi untuk Lindungi Baja Nasional
 

Selain dukungan finansial, Eko juga menyoroti pentingnya kebijakan pengendalian baja impor, yang menurutnya menjadi salah satu penyebab Krakatau Steel kesulitan berkembang.
 

"Kita harus memastikan industri baja dalam negeri tidak kalah bersaing dengan baja impor. Perlindungan ini bukan hanya soal B2B (business to business), tapi juga harus ada pendekatan G2G (government to government),” ujarnya.
 

Eko berharap pemerintah bisa mengambil langkah konkret untuk membantu Krakatau Steel agar bisa kembali bangkit dan menjadi pemain utama dalam industri baja nasional.rajamedia

Komentar: