Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Pramono Anung Dapat Julukan ‘Kerongkongan Emas’ karena Perannya Jadi Mediator

Laporan: Firman
Minggu, 28 September 2025 | 22:41 WIB
Pramono Anung - Dok PanRB -
Pramono Anung - Dok PanRB -

RMBANTEN.COM - Jakarta, Politik – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengaku sering menjadi jembatan komunikasi antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan sejumlah tokoh politik, termasuk para mantan presiden RI. 
 

Ia juga menyebut sejak lama berperan sebagai penghubung komunikasi antara Megawati dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
 

Pernyataan itu disampaikan Pramono saat mengisi kuliah umum di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
 

Jadi Komunikator Lintas Tokoh
 

Pramono bercerita, dirinya kerap menjalankan peran yang tidak biasa. Ia menghubungkan Megawati dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo, Prabowo Subianto, hingga tokoh lainnya.
 

"Memang dari dulu sebenarnya saya mengerjakan yang tidak umum dikerjakan. Saya menjadi komunikator, baik itu Bu Mega dengan Pak SBY, Bu Mega dengan Pak Jokowi, Bu Mega dengan Pak Prabowo, dan juga yang lain," kata Pramono, Minggu (28/9).
 

Tak hanya itu, ia bahkan pernah diminta menjadi mediator politikus lintas partai untuk menyelesaikan konflik.
 

"Kadang-kadang di luar partai saya pun, ketika mereka berkonflik mereka minta saya jadi mediator padahal bukan partai saya. Maka kemudian beberapa orang menjuluki saya kerongkongan emas," jelasnya.
 

Gaya Komunikasi Sebagai Pemimpin
 

Dalam kesempatan itu, Pramono juga membagikan gaya komunikasinya sebagai pemimpin Jakarta. Menurutnya, komunikasi yang efektif harus dilakukan dengan hati dan terbuka terhadap kritik.
 

"Komunikasi itu kan pilihan, kita bisa memilih emosi atau yang seperti apa. Nah, saya memilih berkomunikasi dan menyelesaikan berbagai persoalan dengan hati serta mendengarkan semua kritik atau masukan dari masyarakat," ujarnya.
 

Contoh Kasus Pagar Stasiun Cikini
 

Pramono mencontohkan salah satu keluhan warga yang ia tangani, yakni terkait pagar Stasiun Cikini yang dikeluhkan pengguna KRL. Ia turun langsung mengecek dan meminta solusi dibuat agar warga lebih mudah mengakses stasiun.
 

"Ketika banyak orang memberi masukan di sosial media agar pagar di Stasiun Cikini yang membuat susah pengguna transportasi umum (KRL) karena mereka harus memutar jauh dan loncat pagar, saya coba cek langsung ke lapangan dan minta pagar dibuka dan dibuatkan pelican crossing," kata Pramono.
 

Menurutnya, langkah sederhana itu disambut positif oleh masyarakat. 
 

"Setelah itu masyarakat berterima kasih karena ternyata persoalan ini sudah belasan tahun tidak tertangani. Padahal sederhana," imbuhnya.rajamedia

Komentar: