PMI Kota Tangerang Dorong Swasembada Plasma Fraksionasi Nasional
RMBANTEN.COM - Kota Tangerang – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung program nasional pemenuhan plasma untuk fraksionasi. Komitmen tersebut ditegaskan melalui penyelenggaraan Workshop Nasional Penyiapan Plasma untuk Fraksionasi yang berlangsung di Hotel Golden Tulip, 4–5 Desember 2025.
Kegiatan digelar bekerja sama dengan Unit Transfusi Darah Pusat (UTDP) dan diikuti puluhan perwakilan PMI daerah serta rumah sakit dari berbagai provinsi.
Optimalkan Pengelolaan Plasma, Kurangi Ketergantungan Impor
Ketua PMI Kota Tangerang, Oman Jumansyah, menegaskan bahwa workshop ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat tata kelola plasma darah di dalam negeri agar tidak lagi bergantung pada impor.
Menurutnya, selama ini Indonesia masih mengandalkan plasma impor untuk kebutuhan medis nasional, padahal potensi plasma lokal sangat besar.
“Selama ini kita harus mengimpor untuk memenuhi penyediaan plasma di Indonesia. PMI pusat mengarahkan tingkat kota dan provinsi agar bersama-sama memanfaatkan plasma yang selama ini dianggap sampah medis menjadi bahan berharga untuk kebutuhan obat,” kata Oman, Jumat (5/12/25).
Melalui workshop tersebut, PMI Kota Tangerang bertekad membuka jalan bagi sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM, sebagai syarat utama untuk menjalankan pengolahan plasma fraksionasi di daerah secara mandiri.
30 UPD Hadir, Peserta Diperlihatkan Proses Pengelolaan Plasma
Workshop nasional ini diikuti oleh 30 Unit Pengelola Darah (UPD) PMI kabupaten/kota dari 16 provinsi serta sejumlah rumah sakit nasional. Para peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga diajak melihat langsung proses pengelolaan plasma di Laboratorium UPD PMI Kota Tangerang, Batuceper.
“Harapan kami, peserta dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh untuk dipraktikkan di daerah masing-masing,” lanjut Oman.
Harapan Lahirnya Unit Pengelola Plasma Daerah
PMI Kota Tangerang menargetkan workshop ini menjadi pemicu lahirnya unit pengelolaan plasma fraksionasi di berbagai daerah, sehingga kebutuhan obat medis berbasis plasma dapat dipenuhi dalam negeri dan menekan ketergantungan impor.
Isyudin Syahbana, peserta dari PMI Kabupaten Gresik, menyebut kegiatan tersebut memberikan pengalaman dan wawasan baru.
“Kami bisa melihat langsung proses penyediaan fraksionasi hingga fasilitasnya. Banyak hal yang dapat diadopsi daerah untuk meningkatkan produktivitas pengelolaan plasma,” ujarnya.
Workshop ini menjadi langkah konkret PMI Kota Tangerang dalam memperkuat kemandirian nasional bidang plasma darah—mendorong inovasi, memperluas jaringan, dan mempercepat lahirnya ekosistem fraksionasi dalam negeri.![]()
Ékobis 6 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Ékobis | 5 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Pendidikan | 5 hari yang lalu
Hukum | 2 hari yang lalu
Pulitik Jero | 6 hari yang lalu