Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Modul Pendampingan Napiter Disiapkan, Agama Harus Jadi Cahaya Pemulihan!

Laporan: Iyan Sopian
Jumat, 20 Juni 2025 | 22:10 WIB
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat - Humas Kemenag -
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat - Humas Kemenag -

RMBANTEN.COM - Jakarta, Kemenag — Kementerian Agama RI tengah menyiapkan langkah strategis: modul teknis pendampingan reintegrasi sosial berbasis keagamaan. 
 

Modul ini akan jadi pedoman bagi penyuluh dan penghulu di seluruh Indonesia dalam mendampingi mantan napiter, returnee, dan individu yang pernah terpapar ideologi kekerasan.
 

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menegaskan bahwa peran penyuluh kini jauh lebih kompleks. Mereka tak lagi cukup hanya berceramah, tapi juga harus mampu menjadi fasilitator rekonsiliasi sosial.
 

“Penyuluh kita harus jadi jembatan. Mereka memulihkan luka, mengurai trauma, dan menghadirkan harapan di tengah masyarakat,” ujar Arsad, saat membuka Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan di Jakarta, Selasa lalu  (17/6/2025).
 

Agama: Masalah dan Solusi
 

Arsad menyoroti ironi bahwa agama kerap dijadikan pintu masuk radikalisasi, namun justru nilai keagamaan otentik adalah senjata paling ampuh untuk membebaskan manusia dari lingkaran kekerasan.
 

“Kita percaya agama adalah kasih sayang, bukan alat kekerasan. Maka, pemulihan harus berbasis nilai agama yang toleran dan manusiawi,” tegasnya.
 

Modul, Buku Panduan & Kuliah Daring Disiapkan
 

Kemenag kini tengah menyusun:
 

1. Buku panduan teknis,

2. Modul pelatihan lanjutan, dan

3. Kuliah daring tematik khusus reintegrasi sosial berbasis keagamaan moderat.

Langkah ini akan memperkuat kapasitas 28 ribu penyuluh dan 12 ribu penghulu di seluruh tanah air.
 

“Mereka ini ujung tombak kita. Mereka yang paling dekat dengan masyarakat. Maka, mereka pula yang harus jadi pelita di tengah gelapnya trauma,” jelas Arsad.
 

Reintegrasi Butuh Kolaborasi Total
 

Dialog nasional bertema “Bersama untuk Perdamaian” itu tak hanya diskusi semata. Dihadiri para penyuluh berpengalaman, diskusi menyentuh praktik pendampingan eks napiter dari berbagai daerah.
 

“Pemulihan sosial bukan tugas polisi semata. Harus melibatkan semua: tokoh agama, sipil, media, pekerja sosial,” kata Arsad.
 

Ia mengingatkan, kepercayaan publik terhadap eks napiter hanya bisa dipulihkan dengan kehadiran bersama dan pendekatan lintas sektor.
 

“Kita harus menjadi bagian dari jalan pulang mereka. Bukan jadi tembok penghalang,” tutup Arsad penuh makna.

Sumber: Kemenagrajamedia

Komentar: