Gubernur Lemhannas: SDM Kuat Kunci Indonesia Menjadi Negara Maju

RMBANTEN.COM - Tangerang, 24 Februari 2025 – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Tubagus Ace Hasan Syadzily menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas adalah faktor utama dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
"Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kekuatan utama yang dapat membawa sebuah negara menjadi maju. Tanpa SDM yang unggul, Indonesia hanya akan menjadi objek kepentingan negara lain," ujar Gubernur Lemhannas dalam orasi ilmiah di Leadership Camp dan Seminar Kebangsaan Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3, Tangerang, Senin (24/2).

Menurut Kang Ace, kekayaan alam bukan jaminan sebuah negara bisa berkembang. Banyak negara dengan sumber daya alam melimpah, seperti Sudan dan Suriah, justru gagal karena tidak memiliki SDM yang mampu mengelola potensi tersebut.
"Indonesia memiliki bonus demografi. Ini peluang besar, tetapi jika tidak dimanfaatkan dengan baik, kita akan kehilangan kesempatan untuk menjadi negara maju pada 2045," tambahnya.
Santri Harus Berperan dalam Kepemimpinan Bangsa
Lebih lanjut, Kang Ace menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam menyiapkan pemimpin bangsa.
"Pesantren harus mencetak generasi yang tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki keterampilan, dan siap menghadapi tantangan global," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan karakter kebangsaan, termasuk memperkuat nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, serta membangun jiwa kepemimpinan yang kolaboratif.
"Tidak ada pemimpin yang sukses sendirian. Kepemimpinan masa depan harus berbasis kerja sama dan silaturahmi," kata Kang Ace.
Tantangan Masa Depan: AI dan Geopolitik Global
Kang Ace juga mengingatkan bahwa tantangan bangsa Indonesia ke depan tidak lagi soal perang fisik, melainkan persaingan teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
"Saat ini, perang bukan lagi soal angkat senjata, tetapi tentang penguasaan teknologi. Indonesia harus siap menghadapi era ini," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk memperkuat kedaulatan negara, bukan justru menjadi korban dari kepentingan global.
Indonesia Emas 2045, Mimpi yang Harus Dicapai
Kang Ace berharap, pada peringatan 100 tahun Indonesia merdeka di tahun 2045, bangsa ini bisa benar-benar mencapai kejayaan sebagai negara maju.
"Dua puluh tahun lagi, para santri yang hadir hari ini akan menjadi pemimpin di berbagai sektor. Apakah Indonesia akan menjadi negara maju atau tetap berjalan di tempat? Itu tergantung pada bagaimana kita mempersiapkan diri dari sekarang," tegasnya.
Ia menutup orasi ilmiahnya dengan pesan bagi generasi muda Indonesia, khususnya para santri, untuk terus belajar, beradaptasi dengan perubahan zaman, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
"Masa depan Indonesia ada di tangan kalian. Mari kita wujudkan Indonesia Emas 2045," pungkasnya.
Warta Banten | 5 hari yang lalu
Warta Banten | 4 hari yang lalu
Pulitik Jero | 3 hari yang lalu
Nagara | 5 hari yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Ékobis | 6 hari yang lalu
Gaya Hirup | 3 hari yang lalu
Pulitik Jero | 3 hari yang lalu
Pulitik Jero | 6 jam yang lalu