Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Deden, Di Tengah 8 Jalan

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Kamis, 10 Juli 2025 | 09:54 WIB
Gubernur Banten Andra Soni saat melantik Sekda Banten Deden Apriandhi - Foto: Biro Adpimpro Banten -
Gubernur Banten Andra Soni saat melantik Sekda Banten Deden Apriandhi - Foto: Biro Adpimpro Banten -

RMBANTEN.COM - SAYA tidak kenal Deden Apriandhi, tapi saya tahu. Kini ia orang penting. Tidak hanya penting di pemerintahan, tapi juga di jalur keberhasilan atau kegagalan Prabowo di Banten.
 

Ia baru dilantik. Jabatan Sekretaris Daerah. Di Provinsi Banten. Pelantikannya langsung oleh Gubernur Andra Soni. Di KP3B—kompleks megah sisa kejayaan birokrasi lama.
 

Jabatan Sekda itu tidak seksi. Tapi sangat strategis. Ia bukan gubernur, tapi mengatur semua kepala dinas. Ia bukan politisi, tapi menjalankan semua keputusan politik. Ia bukan juru kampanye, tapi menentukan apakah kampanye pembangunan itu sukses atau kacau.

 

Makanya saya sebut: Deden ada di tengah 8 jalan. Delapan program prioritas Gubernur Andra Soni—yang mirip jalan tol baru, tapi belum semuanya diaspal.
 

Banten Bagus, Banten Sehat, Banten Cerdas, sampai Banten Ramah Investasi. Semuanya tinggal kata-kata kalau tidak ada operator yang tahu kapan harus belok dan kapan harus ngerem.

Saya tidak tahu, apakah Deden tipe driver atau tipe penumpang. Tapi jabatan itu tidak bisa netral. Kalau ia hanya ikut arah angin, ia akan jadi Sekda satu musim. Kalau ia bisa baca peta dan perintah mesin, mungkin bisa jadi penentu arah.
 

Saya dengar Deden dari dalam birokrasi sendiri. Bukan dari partai. Itu bagus. Artinya Gubernur tidak sedang mencari tukang stempel. Tapi saya juga tahu, kadang yang dari dalam terlalu “paham permainan” — sehingga lebih luwes dari yang diharapkan.
 

Yang pasti, sekarang Deden sedang dikepung. Oleh OPD yang mengajukan anggaran. Oleh bupati-bupati yang minta perhatian. Oleh pusat yang kirim banyak program. Dan oleh rakyat yang minta sekolah gratis tetap berjalan, jalan diperbaiki, dan jangan lagi antre di rumah sakit.
 

Kalau Deden lemah, semua akan tetap jalan. Tapi jalannya pelan. Bahkan mungkin mundur.
 

Banten ini daerah strategis. Dekat ibu kota. Kaya SDA. Punya industri. Tapi juga rawan banjir, miskin infrastruktur, dan angka kemiskinannya masih tinggi.
 

Sekda tidak bisa menyelesaikan semua itu. Tapi Sekda bisa memilih: jadi bagian dari masalah, atau bagian dari solusi.
 

Di Jawa Timur ada mantan Sekda yang legendaris: Pak Rasiyo. Ia tidak banyak bicara. Tapi sangat disiplin. Tidak pernah cari panggung. Tapi namanya selalu disebut di balik proyek yang beres. Ia juga tahu kapan harus beda pendapat dengan gubernurnya—secara diam-diam.
 

Apakah Deden bisa seperti itu?
 

Atau justru lebih berani?
 

Kalau iya, saya ingin menulis lagi tentang Deden tahun depan. Tapi dengan judul lain: “Sekda yang Tidak Takut Dibenci.”
 

Kota Tangsel, 10 Juli 2025

 

Penulis: Pimred Raja Media, Ketua DPP PJS, Wabendum IKALUIN Jakartarajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA