Bus Shalawat Mahbas Jin Digunakan Semua Negara, Ini Tips Agar Tidak Desak-desakan di Bus
RMBanten.com - Info Haji - Tata kelola transportasi pada rute Jamarat – Mahbas Jin – Bab Ali merupakan kewenangan otoritas Arab Saudi. Untuk itu, bus shalawat untuk rute Jamarat – Mahbas Jin – Bab Ali tidak hanya digunakan oleh jemaah haji Indonesia, tapi jemaah dari berbagai negara yang tinggal di hotel sekitar wilayah rute tersebut.
Demikian disamapikan Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid, mengutip laman Kemenag, Rabu (14/6)
“Rute shalawat dari Terminal Jamarat menuju Mahbas Jin lalu ke terminal Bab Ali, sepenuhnya dikelola oleh otoritas Arab Saudi. Dan rute itu digunakan oleh semua negara,” terang Subhan Cholid di Jeddah.
Subhan menyampaikan, ada 12 rute jemaah haji Indonesia saat akan menuju Masjidil Haram dari hotelnya masing-masing.
Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid. (Foto: Dok Kemenag)
Dari jumlah itu, sebanyak 11 rute diberikan kewenangannya oleh Pemerintah Arab Saudi kepada PPIH, yang meliputi: empat rute Syisah – Terminal Syib Amir, dua rute Raudhah – Terminal Syib Amir, tiga rute Jarwal – Terminal Syib Amir, dan dua rute Misfalah – Terminal Jiad.
"Dengan kewenangan itu, PPIH dapat menyusun rencana dan mengoperasionalkan bus shalawat secara mandiri, termasuk menyediakan bus khusus untuk mengantar jemaah haji Indonesia,” papar Subhan.
"Khusus rute Jamarat – Mahbas Jin – Terminal Bab Ali, itu kewenangannya diserahkan penuh ke otoritas di Makkah. Itu tidak boleh ada satu negara pun yang mengelola sendiri untuk jemaahnya. Sehingga, bus yang disiapkan pada jalur itu, boleh dinaiki jemaah dari berbagai negara yang tinggal di daerah rute tersebut,” sambungnya.
Lanjut Subhan, jemaah haji Indonesia di Mahbas Jin, akan menggunakan bus shalawat bersama-sama dengan jemaah dari negara lainnya.
"Karena aturan otoritas Makkahnya begitu. Kita tidak bisa mengelola rute itu seperti 11 rute lainnya,” ujarnya.
Subhan mengimbau jemaah untuk menghindari waktu padat saat akan ke Masjidil Haram atau pulang ke hotel. Bus Shalawat beroperasi selama 24 jam.
"Untuk menghindari kepadatan, jemaah dapat berangkat satu atau jam sebelum waktu salat, dan satu atau dua jam lebih akhir usai salat berjamaah saat akan pulang ke hotel. Itu akan lebih longgar,” demikian tutup Subhan.
Parlemen 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Ekbis | 6 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu