Menag Lantik 3 Rektor PTN Keagamaan: Era Post-TruthA Butuh Pemimpin Arif dan Berani!

RMBANTEN.COM - Jakarta, Pelantikan – Menteri Agama Nasaruddin Umar resmi melantik tiga rektor perguruan tinggi negeri (PTN) binaan Kementerian Agama RI. Pelantikan berlangsung di Gedung Pusat Kemenag, Jakarta, Senin (26/5/2025), disaksikan sejumlah pejabat eselon I dan II.
Ini Daftar Rektor yang Dilantik
1. Leny Nofianti MS sebagai Rektor UIN Sultan Syarif Kasim Riau (2025–2029)
2. I Wayan Wirata sebagai Rektor IAHN Gede Puja Mataram (2025–2029)
3. I Gede Suwindia sebagai Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja (2025–2029)
Menag: Rektor Tak Lagi Cukup Jadi Akademisi
Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin menyampaikan pesan tajam: menjadi rektor di era post-truth menuntut lebih dari sekadar kapasitas akademik. Kepemimpinan kampus kini adalah medan strategis yang sarat tantangan ideologis, digital, dan moral.

"Menjadi rektor tidak gampang. Harus mampu membaca situasi dari berbagai arah—belakang, samping, hingga ke depan. Butuh kontemplasi, bukan hanya konsentrasi," ujar Menag.
Mental, Spiritual, dan Transparansi adalah Kunci
Menag mengingatkan, seorang rektor harus memiliki kesiapan mental dan spiritual yang kuat. Tak cukup pintar, tapi juga harus jujur, arif, dan berani bertindak.
“Cerdas dalam membelanjakan uang negara, efisien, efektif, dan penuh tanggung jawab. Itu pesan saya,” tegasnya.
Jangan Abaikan Dosen, Jangan Lengah terhadap Mahasiswa
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara perhatian terhadap mahasiswa dan dosen. Menag menyoroti potensi laten konflik kampus jika dosen tak dilibatkan dalam visi besar kampus.
“Dosen yang tidak diperhatikan bisa jadi provokator. Jangan lengah.”
Pesan Presiden: Cerdas Saja Tak Cukup, Harus Arif
Nasaruddin menyampaikan amanat Presiden RI bahwa lulusan perguruan tinggi tidak hanya harus pintar secara akademik, tetapi juga matang dalam akhlak dan kebijaksanaan.
“Mendidik orang pintar mudah. Menjadikannya arif, itulah tantangan sejatinya,” ujar Nasaruddin.
Pemimpin Kampus Harus Jadi Agen Perubahan
Menutup sambutan, Nasaruddin menegaskan: para rektor harus siap menjadi pelopor inovasi di kampus masing-masing. Tiru yang baik, perbaiki yang lemah, dan jangan takut membawa gagasan baru—asal tetap sesuai koridor hukum dan etika.
“Masyarakat ingin melihat karya nyata. Kita butuh rektor yang berani berpikir dan bertindak,” tutupnya.
Pelantikan disaksikan langsung oleh Dirjen Pendis, Suyitno, dan Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija, sebagai saksi. Momen ini menegaskan: menjadi rektor bukan hanya jabatan struktural, tetapi amanah besar untuk masa depan Indonesia yang berilmu dan berakhlak.
Pendidikan 1 hari yang lalu

Hukum | 5 hari yang lalu
Patandang | 3 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Pulitik Jero | 17 jam yang lalu
Warta Banten | 3 hari yang lalu
Kaamanan | 3 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Ékobis | 6 hari yang lalu
Kaamanan | 4 hari yang lalu