Banten

Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Keamanan

Nasional

Olahraga

Dunia

Opini

Galeri

Gaya Hidup

Budaya

Pendidikan

Kesehatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Krisis Air Bersih di Jateng, Pengamat Soroti Kebijakan Ganjar Pranowo

Laporan: Raja Media Network
Jumat, 01 September 2023 | 21:54 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Foto: Ilustrasi)
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Foto: Ilustrasi)

RMBanten.com - Jateng - Setidaknya 310 desa di 130 kecamatan, Jawa Tengah mengalami krisis air bersih. Desa-desa itu tersebar di 27 kabupaten dan kota.

Langkah Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo untuk entaskan krisis air bersih dirasa belum optimal.

Hal itu mendapat sorotan tajam dari, Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah. 

Secara khusus, ia menyoroti distribusi air bersih yang belum merata hingga ke berbagai wilayah. 

"Di Jateng kan juga ada wilayah yang melimpah air. Nah, itu bagaimana kemudian untuk distribusi air ke daerah lain (yang krisis air)," kata Trubus dalam keterangannya, Kamis (31/8).

Trubus menjelaskan, perlu adanya kolaborasi pemerintah daerah agar membangun jaringan distribusi air bersih.

Dan, masyarakat juga harus berpartisipasi membantu peran pemerintah.

"Konteksnya bagaimana menyediakan di APBD-APBD-nya itu (untuk membangun jaringan distribusi air). Jadi kayak situ-situ untuk menampung air. Itu yang banyak perlu dilakukan ke depannya," tutup dia.

Diketahui, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah menyiapkan 7,1 juta liter untuk mewaspadai potensi kekeringan.

Bantuan sekitar 7,1 juta liter air itu bersumber dari banyak pihak dan hanya solusi sementara.

Untuk antisipasi jangka panjang kebutuhan air bersih, Ganjar merinci dua hal yang perlu dilakukan, baik oleh Pemprov Jateng atau masyarakat setempat. 

Pertama, menjaga dan merawat sumber-sumber mata air dengan memperbanyak menanam pohon. Kedua, pengelolaan sumber mata air dengan membuat saluran agar distribusinya mudah.

"Di beberapa titik ada sumur bor, yang lain kita bisa menampung dari air hujan. Maka rain harvesting-nya mesti dilakukan dengan peralatan. Seperti tandon-tandon yang ada di rumah itu juga bisa," kata Ganjar.

Kekeringan dan krisis air sudah menjadi perhatian Ganjar sejak ia mulai memimpin Jateng. Pada 2015, Ganjar menginisiasi Gerakan Seribu Embung. Tujuannya, mengatasi kekeringan, mengantisipasi banjir saat musim hujan, mengairi sawah saat kemarau, dan sumber air baku untuk warga. Kini, paling tidak ada 1.135 embung yang selesai dibangun.rajamedia

Komentar: