Harga Cabai Merah Meledak, BPS Sebut Inflasi Akhir 2025 Masih Bakal 'Gila-gilaan'!
RMBANTEN.COM - Jakarta, Inflasi - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi tekanan harga pada komoditas cabai merah belum akan mereda di penghujung tahun. Inflasi bulan Desember 2025 diproyeksikan masih tetap tinggi, melanjutkan tren kenaikan ekstrem yang terjadi sepanjang tahun.
"Kalau kita perhatikan inflasi year to date dari Januari sampai November 2025, inflasi cabai merah nasional sudah mencapai 69,59 persen. Ini sangat tinggi kenaikan harganya," tegas Wakil Kepala BPS, Sonny Harry Budiutomo Harmadi, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Pangan Daerah Tahun 2025 di Jakarta, Senin (29/12/2025).
Angka tersebut muncul sebagai peringatan keras, mengingat pada Desember 2024 lalu, cabai merah juga sudah mengalami inflasi sangat tinggi sebesar 61,67 persen secara bulanan (month-to-month). Artinya, tren kenaikan harga yang 'gila-gilaan' berpotensi terulang.
Daerah Diminta Siaga Satu, Wamendagri: Intervensi Harus Tepat!
Menyikapi ancaman inflasi pangan yang terus membara, pemerintah pusat mendesak daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan tindakan nyata. Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Akhmad Wiyagus, menekankan pentingnya intervensi yang berbasis data.
"Pengendalian inflasi harus dilakukan berbasis data dan tren harga. Langkah tersebut dinilai penting untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat," ujar Akhmad Wiyagus dalam rapat yang sama.
Ia meminta seluruh pemerintah daerah memperkuat pemantauan dan melakukan intervensi harga komoditas pangan, khususnya yang bergejolak seperti cabai merah, secara lebih agresif dan tepat sasaran.
Cabai Merah Jadi 'Troublemaker' Inflasi Nasional
Dalam paparannya, Sonny Harry menegaskan bahwa cabai merah telah menjadi salah satu komoditas penyumbang tekanan inflasi yang paling signifikan sepanjang 2025. Kenaikan hampir 70 persen dalam 11 bulan menjadi alarm bagi seluruh pihak untuk bergerak cepat.
Prediksi inflasi tinggi di Desember ini didasarkan pada data historis dan perkembangan terkini. BPS menilai, tanpa langkah pengendalian yang luar biasa dari hulu ke hilir, komoditas penyebab mata pedih ini akan terus membuat harga di pasar ikut pedih, dan menggerus daya beli masyarakat di akhir tahun.![]()
Nagara 3 hari yang lalu
Patandang | 2 hari yang lalu
Ékobis | 5 hari yang lalu
Ékobis | 6 hari yang lalu
Gaya Hirup | 6 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Kaamanan | 6 hari yang lalu
Ékobis | 5 hari yang lalu

