Warta Banten

Pulitik Jero

Parlemen

Hukum

Ékobis

Peristiwa

Kaamanan

Nagara

Patandang

Mancanagara

Pamenteun

Galeri

Gaya Hirup

Kabudayaan

Pendidikan

Kaséhatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Bukan Simbolik! Menteri PPPA Kawal Hak Jemaah Haji Perempuan di Tanah Suci

Laporan: Iyan Sopian
Sabtu, 31 Mei 2025 | 14:57 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi - Foto: Dok Kemenag -
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi - Foto: Dok Kemenag -

RMBANTEN.COM - Jeddah, Info Haji – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, mencatat sejarah sebagai satu-satunya anggota perempuan dalam Tim Amirulhajj Indonesia 1446 H/2025 M. 
 

Namun kehadirannya bukan sebatas pelengkap formalitas. Ia hadir dengan misi konkret: memastikan layanan jemaah haji perempuan berjalan setara, aman, dan bermartabat.
 

“Tahun ini jumlah jemaah perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Karena itu, saya akan fokus mengawal layanan bagi mereka, memastikan pendampingan dan pemantauan agar perempuan juga bisa merasakan kualitas pelayanan terbaik,” ujar Arifatul di Jeddah, Jumat (30/5/2025).
 

Fokus pada Sanitasi dan Pendampingan Ibadah
 

Sebagai Ketua PP Muslimat NU dan Menteri PPPA, Arifatul langsung menyoroti sejumlah isu krusial yang kerap luput dari perhatian: keterbatasan sanitasi hingga kurangnya pembimbing ibadah perempuan.
 

“Toilet, misalnya. Durasi penggunaannya oleh perempuan umumnya lebih lama, jadi logikanya jumlahnya harus lebih banyak dibandingkan pria,” tegasnya.
 

Pembimbing Ibadah Perempuan: Urgensi yang Tak Terbantahkan
 

Ia juga mendorong agar ke depan pemerintah menambah jumlah pembimbing ibadah perempuan. Isu fikih seputar haid, misalnya, seringkali jadi kegelisahan tersendiri bagi jemaah perempuan.
 

“Saya berharap pelaksanaan haji ke depan bisa lebih ramah perempuan. Termasuk dalam edukasi fikih tentang kesehatan reproduksi. Misalnya bagaimana mendampingi jemaah perempuan yang sedang haid agar tetap tenang dan tahu batasan ibadahnya.”
 

Mencatat untuk Perubahan Nyata
 

Arifatul menegaskan, ia tidak akan sekadar memantau dari balik meja. Ia berkomitmen menyusuri lapangan, menghimpun catatan, dan menyuarakan rekomendasi demi pembenahan layanan jemaah perempuan di masa depan.
 

“Kalau sempurna mungkin tidak ada. Tapi kalau bisa lebih baik dan dirasakan manfaatnya oleh jemaah perempuan, itu yang sedang kami perjuangkan,” pungkasnya.rajamedia

Komentar: