Banten

Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Keamanan

Nasional

Olahraga

Dunia

Opini

Galeri

Gaya Hidup

Budaya

Pendidikan

Kesehatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Intervensi Jadi Cara Percepatan Penurunan Stunting di Kota Tangerang

Laporan: Maya Aul
Selasa, 27 Agustus 2024 | 06:14 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Herman Suwarman. [Foto: Dok Pemkot]
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Herman Suwarman. [Foto: Dok Pemkot]

RMBANTEN.COM - Kota Tangerang - Dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Tangerang, pentingnya pengoptimalan intervensi, baik intervensi spesifik maupun intervensi sensitif.

 

Begitu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Herman Suwarman,saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Audit Kasus Stunting (AKS)  di Aula Al-Amanah Gedung Puspem Kota Tangerang, Senin, (26/8).


Dijabarkan Herman, intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya stunting seperti asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan. Intervensi spesifik ini umumnya diberikan oleh sektor kesehatan.


Sedangkan intervensi sensitif mencakup peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi.


"Intervensi sensitif umumnya dilaksanakan di luar Kementerian Kesehatan seperti BKKBN melalui DP3AP2KB, Dinkes, Dinsos, Perkim, DLH, DKP, Disdik, Kominfo, Dukcapil dan lain sebagainya," Sekda Herman, dalam Rakor yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas berserta lurah lokus penanganan stunting se-Kota Tangerang.


Herman yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Tangerang menambahkan, upaya intervensi tersebut terus dioptimalkan oleh Pemkot Tangerang melalui berbagai program pencegahan dan penurunan stunting yang telah dijalankan.


"Di antaranya adalah Gerakan Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), Dapur Sehat Anak Stunting (Dashat), PKK, Skrining TBC di Posyandu Engkong Asuh Stunting atau bapak dan bunda asuh yang memberikan bantauan berupa uang, makanan, serta alat antropometri dan juga Satu Telur Satu Minggu (Satesami) oleh para ASN di Kota Tangerang," beber Herman.


Lebih lanjut, kata Herman , tujuan dilaksanakannya Rakor sekaligus diseminasi AKG adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyebab risiko stunting yang terjadi, khususnya di Kota Tangerang.


"Yang kemudian dari hasil identifikasi tersebut dilakukan analisis guna memberikan rekomendasi sebagai upaya pencegahan yang harus dilakukan, selanjutnya dapat ditindak lanjuti dan dirumuskan strategi-strategi untuk berbagai upaya perbaikan," ujarnya.


Selain itu, kata Herman, berbagai strategi juga perlu dioptimalkan. Diantaranya meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan, dan meningkatkan akses air minum dan sanitasi.


"Ini semuanya dapat dilakukan melalui optimalisasi intervensi spesifik dan sensitif," tukas Ketua TPPS Kota Tangerang," demikian tutup Herman melansir laman resmi Pemkot Tangerang.rajamedia

Komentar: