Ini Cara Benyamin Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem Di Kota Tangsel
RMBanten.com - Tangsel - Menurunkan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Kota Tangerang Selatan perlu dilakukan dengan berbagai langkah, dimulai lewat integrasi program dan kolaborasi.
Begitu disampaikan Walikota Tangerang Selatan usai membuka rapat verifikasi data sasaran kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, di Aula Blandongan Puspemkot Tangsel, pada Kamis (12/10).
"Kita sudah meluncurkan banyak program baik fisik maupun non fisik. Nah, persoalannya sekarang berkutat pada data," ujar Benyamin.
Langkah itu kata Benyamin harus dimulai lewat integrasi program dan kolaborasi. Seperti pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin.
"Kita harus tahu apa saja beban pengeluaran mereka, makanya kalo dapat bantuan saya wanti-wanti mereka untuk tidak beli hal-hal yang konsumtif," katanya.
Selanjutnya, stelah mengurangi beban pengeluaran dilanjutkan dengan meningkatkan kemampuan untuk pendapatan orang miskin.
"Di program saya ada D3 yaitu dilatih, disertifikasi dan ditempatkan. Jadi mereka tidak hanya dilatih saja, tapi dikasih sertifikat sudah ahli di bidang tertentu dan ditempatkan," terangnya
Fase berikutnya kata Benyamin, pengembangan dan keberlanjutan usaha ekonomi mikro, kecil milik masyarakat. Dan ini bisa dilakukan melalui sinergi.
"Salah satu problem untuk usaha mereka adalah permodalan. Karena itu kita harus permudah, tetapi tidak bisa sendiri. Harus dilakukan lewat sinergi dan kolaborasi oleh Perangkat Daerah dan seluruh stakeholder bersama masyarakat lainnya," ujarnya.
"Kolaborasi jadi bukan hanya tugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Disperindag, Dinas Koperasi saja, kecamatan, kelurahan. Tetapi, kita semua harus terlibat, dan sinergi," sambungnya
Setelah upaya intervensi dilakukan, seharusnya kata Benyamin saat ini sudah ada peningkatan konsumsi dari masyarakat kategori miskin ekstrem.
"Harusnya konsumsi mereka naik dan lebih baik lagi. Ini makanya perlunya pendataan dan verifikasi supaya tujuan intervensi ini juga tercapai. Jangan sampai yang dikasih bansos mereka lagi, mereka lagi," katanya.
Pemkot dikatakan Benyamin, akan memverifikasi data mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, dan kota yang nantinya dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK).
Sementara, Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Tangsel, Eki Hardiana mengungkapkan masyarakat miskin di Tangerang Selatan dikategorikan dengan konsumsi perbulan 700 ribu rupiah, dan biaya konsumsi miskin ekstrem sebesar 500 ribu rupiah.
"Kendati demikian terjadi penurunan data dari 2,57 persen menjadi 2,50 persen," demikian kata Eki seperti dilansir dari laman resmi Pemkot Tangsel.
Parlemen 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu
Ekbis | 6 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Keamanan | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu