Cerita Iwan Setiawan Sempat 'Bohong' Soal Fasilitas Lapangan Indonesia di Spanyol
RMBanten.com - Tangsel - Siapa yang tak kenal dengan pelatih dicap sebagi 'Si Mulut Besar' Iwan Setiawan.
Pelatih yang memegang lisensi UEFA Pro ini telah malang melintang melatih klub papan atas di Liga Indonesia mulai dari Persija Jakarta, Borneo FC, Persela Lamongan kini turut andil dalam pengembangan pemain usia muda.
Bahkan, Iwan Setiawan pernah mempunyai pengalaman menarik saat menimba ilmu mengenai pembinaan usia muda di Marcet Academy, Barcelona, Spanyol bersama Aji Santoso dan Ganesa Putra.
Saat itu, Timnas Spanyol yang menjadi raja sepak bola setelah menjuarai Piala Dunia dan Piala Eropa (Euro) menjadi pertanyaan Iwan Setiawan bagaimana menjadikan Spanyol juara Dunia dan Eropa.
"Saya lupa tahun berapa itu. Yang menarik di hari pertama kita dijamu oleh Direktur Metodologinya dari Marcet Academy ada satu pertanyaan dari kita, bagaimana apa yang dilalukan Spanyol sehingga Spanyol bisa mencapai prestasi waktu itu Spanyol juara dunia dan eropa. Tapi, dia tanya balik sama kita, sebelum kalian tanya sama saya, apakah kalian untuk pemain-pemain usia muda berlatih dengan lapangan yang kami punya? Disitu ada 6 training ground dengan fasilitas luar biasa penggabungan rumput biasa dengan sintetis," papar Iwan Setiawan di One Soccer Arena, Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Sabtu (18/11).
Saat itulah, Iwan Setiawan terpaksa berbohong jika Indonesia memiliki fasilitas lapangan yang sama.
"Terus kami sempat liatan, akhirnya kami bilang kami di Indonesia punya lapangan seperti ini," ucapnya.
Akan tetapi, kebohongan Iwan Setiawan mengenai Indonesia mempunyai lapangan sepak bola terbaik kini menjadi nyata.
Iwan Setiawan yang fokus terhadap youth development, telah melihat perkembangan fasilitas lapangan untuk pemain usia muda sangat baik.
"Sejauh ini pengalaman saya melakukan perjalanan ke seluruh Indonesia, progres yang baik di youth development kita dimana banyak anak-anak yang berlatih di kondisi lapangan yang sekarang lumayan bagus dibanding 10 tahun lalu," kata Iwan.
"Makanya saya tekankan, bahwa satu harga mati sebagai penunjang prestasi untuk pemain usia muda adalah fasilitas yang representatif, apa fasilitas itu? Kondisi lapangan, punya manajemen yang solid, equipment peralatan latihan yang lengkap," tambahnya.
Parlemen 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu
Ekbis | 6 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Keamanan | 3 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu