Banten

Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Keamanan

Nasional

Olahraga

Dunia

Opini

Galeri

Gaya Hidup

Budaya

Pendidikan

Kesehatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Pagar Misterius di Pesisir Tangerang, Walhi Beberkan Dampak yang Akan Terjadi

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 11 Januari 2025 | 09:41 WIB
Pagar misterius di pesisir pantai di Tangerang. [Foto: Dok Disway/RMN]
Pagar misterius di pesisir pantai di Tangerang. [Foto: Dok Disway/RMN]

RMBANTEN.COM - Tangerang - Pemasangan pagar laut misterius di Pesisir Tangerang yang panjangnya mencapai 30 Km, dampak lingkungannya dapat menghambat laju arus muara ke laut, dan begitu pun sebaliknya.


Pernyataan itu dibeberkan Deputi Eksternal Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Mukri Fitriana, Jumat (10/1).


Mukri tidak mengerti pemasangan pagar laut, apa motif si pengembang membuat pagar ditengah laut itu.

Deputi Eksternal Eksekutif Nasiona Walhi Mukri Fitriana. --


Kata Mukri, melihat hal ini dalam konteks tata ruang yang diarahkan untuk pembangunan kota baru dengan cara mereklamasi.


"Sehingga nanti di sela-sela pagar bambu yang dibangun itu dia akan menumpuk sampah. Ini akan menyulitkan terutama bagi nelayan-nelayan yang butuh sirkulasi, khususnya nelayan tambak," ujar Mukri.


Dikatakan Mukri, nelayan tambak sangat membutuhkan sirkulasi air.  Jika pembuangan airnya tidak masuk ke muara (muara ke laut dan sebaliknya) maka dapat berpengaruh terhadap budidaya.


"Kalau dia nggak lancar pembuangan airnya dan sebaliknya dari laut masuk ke mari ini bisa berpengaruh terhadap konteks budidaya bisa terancam gagal," tuturnya.


Kendati demikian, Mukri belum dapat memastikan, apakah pemagaran itu dapat merusak ekositem laut atau tidak.


Pasalnya, dia belum melakukan riset soal berapa jumlah terumbu karang yang ada di sepanjang 30 Km pemagaran misterius itu.


Yang jelas, kata Mukri, apapun yang sudah membawa material baru ke dalam material alami itu pasti akan menimbulkan kerusakan.


"Karena di dalam permukaan air tidak nampak apa yang terjadi. Tapi kalau misalnya pakai metode penyelaman atau bahkan berbasis riset sebelumnya diketahui sepanjang 30 km ini di mana saja ada spot-spot terumbu karang itu akan mudah untuk dilacak," jelasnya.


Lebih anjut Mukri menyebut  terumbu karang merupakan tempat alami berpijaknya para ikan di laut.  


"Jika terumbu karang rusak, maka ikan menjadi berkurang," ujarnya.


"Kalau sudah berkurang juga tangkapan nelayan menjadi berkurang juga. Konsekuensi lainnya adalah ekonominya semakin sulit untuk didapat buat orang-orang kecil ini," demikian tutup Mukri melansir laman Disway. rajamedia

Komentar: